PROFIL DESA LEGOKJAWA





PROFIL DESA

Profil Desa adalah gambaran menyeluruh tentang karakter desa yang meliputi data potensi desa, perkembangan desa dan data dasar keluarga. Potensi desa terdiri dari data potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi  desa.
Data dasar keluarga terdiri dari data potensi social ekonomi keluarga, kesehatan individual, kelompok dan lingkungan keluarga, data pendidikan, penguasaan asset ekonomi dan sosial budaya serta tingkat kesejahteraan keluarga dan perkembangan keamanan dan ketertiban.

2.1                Kondisi Desa
Gambaran umum Desa Legokjawa adalah usaha menggambarkan secara utuh tentang kondisi desa. Data-data yang disusun diambil dari semua data yang tersedia dan bisa didapatkan. Selain menggunakan data-data yang ada gambaran umum desa ini, diperkaya dengan data-data yang didapat dari hasil musyawarah dusun-dusun yang secara langsung merupakan bagian dari tahapan kegiatan PRA penyusunan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).
Data yang dipakai untuk menggambarkan situasi atau keadaan kependudukan misalkan, dalam gambaran umum memakai data hasil musyawarah di dusun-dusun dan hasil survei sekunder yang disebarkan kepada kepala rukun tetangga. Hasil data kependudukan ini memunculkan perbedaan dengan data yang ada di pemerintah desa. Setelah ditelusuri dan di cek ulang data yang ada di pemerintahan desa adalah data yang disusun dari beberapa tahun yang lalu. Sementara hasil survei sekunder ini dilakukan pada bulan Juni 2015. Data hasil survei ini adalah data aktual penduduk yang berdomisili dan berdiam di desa sampai saat survei dilakukan. Selisih jumlah penduduk yang terdaftar di pemerintah desa dengan hasil survei, ketika dilakukan analisa antar tim survei dan Pemerintah Desa bahwa jumlah yang tercatat secara admisitrasi ini kemungkinan banyak yang berdomisili dan bertempat tinggal di luar Desa Legokjawa dikarenakan berbagai sebab. Kebayakan mereka ini mencari nafkah ke luar dari desa. Sehingga dalam penyusunan dokumen ini memakai data aktual yang didapat dari musyawarah di dusun-dusun.
Dilihat dari topografi ketinggian wilayah Cimerak berada pada 20 m ketinggian dari permukaan air laut dengan keadaan curah hujan rata-rata 1982 mm/thn serta suhu rata-rata per tahun adalah 300 C dengan kelembaban udara rata­-rata 70% per tahun. Secara administrasi Desa Legokjawa terletak di wilayah Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran. Wilayah Desa Legokjawa secara administratif dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Disebelah utara berbatasan dengan Desa Batumalang, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia. Di sisi barat berbatasan dengan Desa Ciparanti sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Desa Masawah.
Luas wilayah Desa Legokjawa seluas 1.272,587 Ha. luas lahan yang ada terbagi dalam beberapa peruntukan, dapat dikelompokan seperti untuk  fasilitas umum, pemukiman, pertanian, kegiatan ekonomi dan lain-lain. Luas wilayah yang digunakan untuk permukiman 46,860 Ha, luas persawahan 245 Ha, perkebunan 247, luas kuburan 10 Ha, luas pekarangan 21,25 Ha, luas perkantoran 0,50 Ha, luas ladang 43,902 Ha, luas prasarana umum lainnya 658,071 Ha. Sedangkan untuk aktifitas pertanian dan penunjangnya terdiri dari: Lahan sawah  seluas 114 Ha dengan posisi seluruhnya tadah hujan, tegal/ladang seluas 510,02 Ha, Pekarangan seluas 21,25 Ha, Perkebunan rakyat seluas 510,02 Ha, Lain-lain seluas 696,02 Ha.
Sementara itu peruntukan lahan untuk aktivitas ekonomi terdiri dari lahan untuk Pasar Desa 0,122 Ha; lahan untuk industri tidak ada; lahan untuk Pertokoan tidak ada.Selebihnya untuk Tanah Kas Desa 105,50 Ha; lahan perkantoran 0,50 Ha dan lapang olahraga 1.305 Ha.Wilayah Desa Legokjawa terdiri dari 5 Dusun dengan komposisi struktur pemerintahannya terdiri atas :
1.   Wilayah Dusun Sindangsari
       Terdiri atas 6 RukunTetangga (RT), 2 Rukun Warga (RW)
2.   WiIayah Dusun Legok
       Terdiri atas 6 Rukun Tetangga (RT), 2. Rukun Warga (RW)
3.   Wilayah Dusun Cidadap
      Terdiri atas 4 Rukun Tetangga (RT), 2  Rukun Warga (RW)
4.   Wilayah Dusun Cikuya
       Terdiri atas 4 Rukun Tetangga (RT), 1 Rukun Warga (RW)
5.   Wilayah Dusun Liunggunung
      Terdiri atas 3 Rukun Tetangga (RT), 1. Rukun Warga (RW)
Wilayah Desa Legokjawa secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan liat dan tanah kering yang sedikit berpasir yang cocok untuk tanaman perkebunan kelapa, pisang, ketela, kacang tanah, albasia dan tanaman buah-buahan serta jenis palawija. Sehingga tidak heran apabila hasil pertanian dari Desa Legokjawa terutama didominasi oleh hasil perkebunan kelapa, albasia, pisang, dan hasil pertanian palawija yang dianggap  berkualitas bagus oleh pasar.
Lahan tanah kering berpasir sedikit banyak membantu mengurangi resiko kebanjiran yang setiap tahun dialami desa-desa paling ujung dari saluran irigasi dan sungai, seperti halnya yang terjadi di beberapa desa di Kecamatan Cimerak. Lahan berpasir di Desa Legokjawa dapat dengan cepat menyerap air yang datang menggenang di daerah ini. Sehingga banjir atau genangan air akibat hujan maupun meluapnya sungai dan saluran irigasi cepat menjadi surut. Pada musim hujan, lahan berpasir ini dapat untuk ditanami padi, sebagai selingan bertanam.

2.1.1          Sejarah Desa
2.1.1.1       Terbentuknya Legokjawa
Dalam struktur pemerintahan, Desa Legokjawa merupakan bekas yang dibawahi oleh Kabupaten Tasikmalaya kemudian pada Tahun  1936 Desa Legokjawa dimasukan ke dalam lingkungan pemerintah Wilayah Daerah Kabupaten Ciamis namun sejak Tahun 2012 secara sah Desa Legokjawa masuk ke dalam Daerah Otonomi Baru Kabupaten Pangandaran, walaupun demikian Desa Legokjawa ini telah didirikan sejak Tahun 1920, yang pada waktu itu letak kantor atau Balai Desanya berlokasi di Blok Sindangsari.
Asal-usul Desa Legokjawa, Sekitar Kurang lebih tahun 1920-an terdapat sebuah Desa yang dikenal dengan nama Desa Legokjawa, asal mula nama Desa Legokjawa pertama kali disebabkan oleh adanya seorang penyebar agama Islam ke daerah, menurut keterangan penyebar agama Islam tersebut bernaman Mas Karto Dino dari kota Solo Jawa Tengah, Mas Karto Dino ini di temani oleh tiga pengikutnya, menurut keterangan sumber pengikut Mas Karto Dino yaitu :
1.       Sembah Raksadisura.
2.       Sembah Lempar.
3.       Sembah Mukarab
Pada waktu itu mereka mau mengambil air wudlu pergi ke sungai Cipeuetuey tetapi airnya asin, setelah kesana kemari tidak mendapatkan air tawar maka Mas Karto Dino menginjakan kakinya dengan keras di salah satu lelegok,  dan keluarlah sumber air, sumber air tersebut sekarang terkenal dengan sebutan Sumur Gede,  atas kejadian tersebut sebagian besar masyarakat di lingkungan lelegok itu menyatakan bahwa tempat tersebut adalah lelegok tapak Jawa. Dengan adanya sumber air yang bersih maka di bangun sebuah musola dengan nama AL-ISTIQOMAH yang mana musola tersebut digunakan sebagai langgar awal mula penyebaran agama islam di daerah, dengan adanya penyebaran agama islam yang lama kelamaan di dengar oleh masyarakat luas sehingga terkenallah nama Legokjawa selanjutnya dikenal sebagai sebutan Nama Desa Legokjawa. Desa Legokjawa sejak berdirinya dipimpin oleh Kepala Desa Bapak H.Amin sekitar tahun 1921 dan membawahi 6 Dusun, yaitu :
1.       Dusun Legok
2.       Dusun Cidadap
3.       Dusun Cikuya
4.       Duisun Gadog
5.       Dusun Citarik
6.       Dusun Sodong
Kemudian pada Tahun 1983-an terjadi usulan – usulan yang mana ingin melakukan pemekaran Desa, sehingga pada tahun 1984-an Desa Legokjawa dengan resmi dimekarkan menjadi dua Desa yaitu Desa Legokjawa dengan pusat pemerintahan yang sekarang menjadi Dusun Sindangsari dan dari Hasil pemekaran diberi nama Desa Batumalang yang mana pusat pemerintahannya di Dusun Gadog, adapun pembagian Dusunnya adalah :
1.      Desa Legokjawa membawahi Lima Dusun yakni :
a.       Dusun Sindangsari
b.      Dusun Legok
c.       Dusun Cidadap
d.      Dusun Cikuya
e.       Dusun Liunggunung
2.      Desa Batumalang membawahi Tiga Dusun yakni :
a.       Dusun Gadog
b.      Dusun Citarik
c.       Dusun Sodong
Pada tanggal 17 Juni tahun 2006 terjadi bencana Gempa dan Tsunami yang mana memakan banyak korban jiwa dan materi sehingga banyak rumah – rumah dan mesjid – mesjid yang rusak berat salah satu mesjid yang rusak adalah peninggalan yang sekarang dikenal Sembah Wali / Mas Karto Dino yang terletak tidak jauh dari Sumur Gede, dengan bantuan berupa dana untuk direnovasi dari pemerintah Provinsi Jawa barat sebesar Rp 450.000.000,- ( Empat Ratus Lima Puluh Juta ), maka dibangun mesjid Al- Istiqomah namun ada kendala yang sangat prinsif  yaitu tanahnya sempit, dengan berbagai alasan dan pertimbangan musola yang tadinya di dekat Sumur Gede tersebut tidak di dirikan di tempat asalnya, tetapi dipindahkan pada tanah wakaf dari Sdr/i EHA, Mesjid Al-ISTIQOMAH sekarang menjadi mesjid jami Dusun Legok Desa Legokjawa, kemudian sebagai pengganti musola Al – Istiqomah di dekat Sumur Gede peninggalan Sembah Jawa dibangun musola baru yang bernama AL-GHOZALI.
Hubungan dengan desa-desa lain terutama dengan desa tetangga di lingkungan Kabupaten Pangandaran bagian selatan sangat erat, baik di bidang yang ada hubungannya  bidang pemerintahan, hubungan sosial budaya maupun sosial ekonomi, seperti sifat-sifat penduduk yang pergaulannya antara satu dengan yang lain menjalankan dengan cara menata hubungan batin.

2.1.1.2  Sejarah Pembangunan Desa
Tabel :1
Masa-masa penting yang pernah dialami oleh Desa Legokjawa adalah :
TAHUN KEJADIAN
KEJADIAN BAIK

KEJADIAN BURUK

1982

Gunung Galunggung di Kabupaten Tasikmalaya meletus dan Desa Legokjawa mengalami Hujan Abu
1995
Pembuatan Kantor Desa Legokjawa

1997
Pembuatan Aula Desa Legokjawa

1998
Perbaikan Pasar Desa

1998
Pembuatan Jembatan Cibelut

1999
Renopasi Got Darmaga dan Got Dusun Cikuya

2006

Terjadinya Tsunami di Desa Legokjawa sehingga banyak memakan korban jiwa 52 Orang dan banyak rumah warga yang rusak
2007
Pembuatan Jembatan Cipeuteuy dan Cidadap.

2007
Pembuatan Mesjid Jame Al-Istiqomah di Dusun Legok dan Mesjid Jame Darul Falah Dusun Sindangsari

2007
Pembangunan Jalan Lingkar selatan, dan Pembuatan Jembatan di Dusun Cikuya.



2007
Pembangunan Rumah Masyarakat terkena Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, serta pembanguan Sekolah Dasar Legokjawa III

2007
Renopasi Pasar Desa

2008
Bapak Surahman menjabat sebagai Kepala Desa Legokjawa

2009
Pembanguan Madrasah Diniyah di Dusun Cikuya dan di Dusun Legok Rt 05/04
Program Rekompak/JRF



2009

Terjadinya wabah penyakit Cikumunyah sehingga beberapa warga harus dirawat ke Rumah Sakit/PKM
2010

Tanggul di blok Parungpaok Jebol
2010
Pembangunan Sekolah TK Sehat di Dusun Sindangsari

2010

Terjadinya abrasi sungai Cipeuteuy
2011
Alhamdulilah Pembangunan Madrasah Diniyah di dusun Liunggunung Terealisasi

2011
Penyelenggaraan Pemerintahan di Desa Legokjawa berjalan dengan baik

2011

Jalan Raya Provinsi rusak berat
2011

Para Petani gagal panen
2011
Pengerasan jalan ke Kawasan Kelompok Ternak Dermaga

2011
Pengerasan jalan Lingkungan Dusun Sindangsari Rt 04

2012
Pembangunan Diniyah dusun Cidadap

2012

Kemarau yang mengakibatkan gagal panen
2012
Pembangunan Posyandu Dusun Legok

2012
Pengerasan Jalan Usaha Tani dusun Liunggunung

2012
Pengaspalan Jalan TPI

2012
Perkerasan Jalan Desa Dusun Cikuya

2012

Pasang surut air laut mencapai lahan pertanian warga
2013
Pengaspalan Jalan Dusun Cikuya

2013

Lahan pesawahan masyarakat Desa Legokjawa tergenang
2014
Pengaspalan Jalan Dusun Cidadap

2014
Pengaspalan Jalan Dusu Liunggunung

2014
Lanjutan Pengaspalan Jalan Cikuya

2014
Pembangunan Menara Suar Dusun Cidadap

2014
Pembangunan Istal Kuda PON ke XIX 2016

2014

Pasang surut air laut mencapai lahan pertanian warga
2014

Kebakaran Rumah Ibu Dedeh Jubaedah
2014
Pemilihan Kepala Desa Bapak Rohaman Menjadi Kepala Desa

2015
Lanjutan Pengaspalan Jalan Liunggunung

2015
Pengerasan Jalan Ranca Kepuh Dusun Liunggunung

2015
Rabat Beton Jalan Usaha Tani Dusun Liunggunung

2015
Rabat Beton Jalan Lingkar Selatan

2015
Pengaspalan Jalan TPI

2015
Pengaspalan Jalan Cikuya

2015
Rabat Beton Jalan Usaha Tani Logodor

2015
Pembangunan Arena Pacuan Kuda

2105
Pembangunan Sanitasi Air bersih Dari Surupan Picung

2105
Penyodetan Muara Sungai Cidadap

2015

Kemarau Panjang Hingga 6 Bulan
2016

Pasang gelombang Laut Mencapai 10 meter
2017

Pasang gelombang Laut Mencapai 6 meter
2018
Rabat Beton Jalan Lingkungan Hunyur Dusun Legok

2018
Rabat Beton Jalan Usaha Tani Lewigede Dusun Cidadap

2018
Rabat Beton Jalan Usaha tani Nambotoe Dusun Legok

2018
Rehabilirasi Posyandu Dusun Sindangsari

2018
Pengaspalan Jalan Desa Dusun Cukuya

2018
Rabat Beton Jalan Usaha Tani Sawah Masigit Dusun Liunggunung

2018
Rabat Beton Jalan Lingkungan Rt/Rw 04/02 Dusun Sindangsari

2018
Lanjutan Pengaspalan Jalan Lingkar Dusun Legok-Dusun Cikuya

2018
Pembangunan Sarana MCK Posyandu Dusun Legok

2018
Pembangunan Sarana MCK Posyandu Dusun Liunggunung

2018
Normalisasi Saluran Ranca Bunut Dusun Cikuya

2018
Pembangunan Taman Desa Legokjawa

2018
Lanjutan Pembangunan Kantor Desa

2018
Rabat Beton Jalan Lingkungan Dusun Sindangsari Rt/Rw 05/02

2018
Pembukaan Tmpat Pariwisata Jojongor Dusun Legok

2018
Pembukaan Pariwisata Pasirgede Dusun Cikuya

2018
Pembukaan Jalan Usaha Tani Rancalayang Dusun Cidadap

2018
Pembukaan Jalan Usaha Tani Kalidung Dusun Liunggunung

2018
Pembukaan Jalan Usaha Tani Guha Kolong Dusun Liunggunung

2018

Pasang Gelombang Laut Mencapai 8 meter
2018

Pertanian Terrendam Air Asin yang di Akibatkan Oleg Pasang Rob Air Laut

Penduduk Desa Legokjawa yang sekarang ini menjadi penghuni Desa Legokjawa adalah merupakan penduduk asli walaupun semula diantara mereka merupakan pendatang dari kabupaten lain, seperti Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Cilacap, banjar dan Kabupaten Pangandaran. Tatkala Pemerintah Sukapura dan Galuh ada di bawah Pengurus Kerajaan Mataram, Yaitu beberapa Tahun menjelang masuknya VOC di Jawa.
Adapun orang-orang yang pernah menjabat Kepala Desa Legokjawa mulai berdirinya dapat tercatat sebagai berikut :
No.
Nama
Tahun
Masa Jabatan
Ket.
1.
H. Amin
1921-1926
5 Tahun

2.
Amanta


Tidak Diketahui
3.
Sukarma Wijaya
1941-1941
1 Tahun

4.
Sahuri
1941-1945
5 Tahun

5.
Adiwijaya
1945-1946
2 Tahun

6.
Sumawinata
1947-1951
5 Tahun

7.
Mohamad Sareh
1951-1955
5 Tahun

8.
Sanudin
1955-1956
2 Tahun

9.
Minha
1957-1968
12 Tahun

10.
Hadir
1969-1975
6 Tahun

11.
Sardi
1976-1985
10 Tahun

12.
Maman Mansur
1987-2000
12 Tahun

13.
Rohaman
2000-2008
8 Tahun

14.
H.Uus Sukmana
2009-2014
5 Tahun

15.
Rohaman
2015-Sekarang



2.1.2        Demografi
Berdasarkan Data Administrasi Pemerintahan Desa jumlah penduduk yang tercatat secara administrasi, jumlah total 4.837 jiwa. Dengan rincian penduduk berjenis kelamin Laki-laki, berjumlah 2.430 jiwa, sedangkan berjenis kelamin Perempuan berjumlah 2.407 jiwa.
Survei Data Sekunder dilakukan oleh Fasilitator Pembangunan Desa, dimaksudkan sebagai data pembanding dari data yang ada di Pemerintah Desa. Survei Data Sekunder yang dilakukan pada bulan Desember 2018, berkaitan dengan data penduduk pada saat itu, terlihat dari blangko yang diisi oleh ketua RT dilingkungan masing-masing. Didapatkan data seperti yang ada di Tabel 1. berikut ini:

Tabel 1.  Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Legokjawa Tahun 2015
No.
Jenis Kelamin
Jumlah
Prosentase (%)
1
Laki-laki
2.430
50.24 %
2
Perempuan
2.407
49.76 %
Jumlah
4.837
100.00%
Sumber : Data survey sekunder Desa Legokjawa Kecamatan Cimerak Desember 2018

Agar dapat mendiskripsikan lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa Legokjawa dilakukan identifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi usia dan jenis kelamin. Sehingga akan diperoleh gambaran tentang Kependudukan Desa Legokjawa yang lebih komprehensif. Untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan deskripsi tentang jumlah penduduk di Desa Legokjawa berdasarkan pada usia dan jenis kelamin secara detail dapat dilihat dalam lampiran tabel 2 berikut ini:
Tabel.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia
No.
Kelompok Usia
L
P
Jumlah
Prosentase (%)
1
0 – 4
140
145
285
6 %
2
5 – 9
180
179
359
7 %
3
10 – 14
158
159
317
7 %
4
15 – 19
182
176
358
7 %
5
20 – 24
204
204
408
8 %
6
25 – 29
169
181
350
7 %
7
30 – 34
178
170
348
7 %
8
35 – 39
156
155
311
6 %
9
40 – 44
178
175
353
7 %
10
45 – 49
213
210
423
9 %
11
50 – 54
181
180
361
7 %
12
55 – 59
166
160
326
7 %
13
60 – 64
115
105
220
5 %
14
>= 65
210
208
418
9 %
Jumlah
2.430
2.407
4.837
100%
Sumber : Data survey sekunder Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak Desember 2018
Dari total jumlah penduduk Desa Legokjawa, yang dapat dikategorikan kelompok rentan dari sisi kesehatan mengingat usia, yaitu penduduk yang berusia 5-9 tahun, merupakan jumlah yang paling banyak 7 %, diikuti oleh usia >65 tahun sebesar 9 %.

Tabel. 3. Jumlah Penduduk Tamat Sekolah Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Legokjawa Tahun 2018
No
Keterangan
L
P
Jumlah
Prosentase dari Total Jml. Penduduk
1
Tamat Sekolah SD
998
1.095
2.093
43 %
2
Tamat Sekolah SMP
375
410
785
16 %
3
Tamat Sekolah SLTA
250
248
498
10 %
4
Tamat Sekolah Perguruan Tinggi/Akademi ( D1/D2/D3 )
30
32
62
1 %
5
Tamat Sekolah Perguruan Tinggi / Akademi ( S1 )
65
54
119
2 %
6
Tamat Sekolah Perguruan Tinggi / Akademi ( S2 )
5
2
7
0,14 %
7
Tidak sekolah / belum sekolah / masih sekolah di TK/SD/SLTP/SLTA/PT
645
628
1.273
26 %
JUMLAH
2.430
2.407
4.837
100,0%







Sumber : Data survey sekunder Desa Legokjawa, Desember 2018

Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh menunjukan bahwa di Cimerak kebanyakan penduduk memiliki bekal pendidikan formal pada level pendidikan dasar 43 % dan pendidikan SLTP sebesar 16%. Jumlah penduduk Desa Legokjawa berdasarkan agama dapat dilihat dalam lampiran tabel 4.

TabeL 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Desa Legokjawa Kec. Cimerak Tahun 2018
No
Agama
Jumlah
Prosentase
1
Islam
4.837
100 %
2
Katholik
-
-
3
Kristen
-
-
4
Hindu
-
-
5
Budha
-
-
JUMLAH
4.837
100%
Sumber : Data survey sekunder Ds. Cimerak, Kec. Cimerak Desember Tahun 2018

Dalam tabel 4 tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Legokjawa yang beragama Islam mendominasi seluruhnya dengan jumlah 100 % dari total jumlah penduduk.


2.1.2.1  Letak Geografis
Disebelah utara berbatasan dengan Desa Batumalang, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia, di sisi barat berbatasan dengan Desa Ciparanti  sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Desa Masawah. Luas wilayah Desa Legokjawa seluas 1.272,587 Ha
       Iklim Desa Legokjawa, sebagaimana Desa-Desa lain di wilayah Indonesia   mempunyai Iklim Kemarau dan Penghujan,  hal tersebut  mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Legokjawa Kecamatan Cimerak.
            Secara visualisasi, wilayah administratif  dapat dilihat dalam peta wilayah Desa Legokjawa sebagaimana gambar di bawah ini :

Gambar : 1
Peta Administratif Desa Legokjawa
 


Sumber : Data Desa Legokjawa

2.1.2.2  Topografi
        Desa Legokjawa merupakan desa yang berada di wilayah selatan Kabupaten Pangandaran, berada dibagian pesisir dari desa desa diwilayah Kecamatan Cimerak .

2.1.2.3  Hidrologi dan Klimatologi
Ketinggian wilayah Legokjawa berada pada 5 m ketinggian dari permukaan air laut dengan keadaan curah hujan rata-rata 1982 mm/thn serta suhu rata-rata per tahun adalah 300 C dengan kelembaban udara rata­-rata 70% per tahun. Secara administrasi Desa Legokjawa terletak di wilayah Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran.
2.1.2.4  Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan
Pada umumnya luas lahan yang ada terbagi dalam beberapa peruntukan, dapat dikelompokan seperti untuk  fasilitas umum, pemukiman, pertanian, kegiatan ekonomi dan lain-lain. Luas wilayah yang digunakan untuk permukiman 46,860 Ha, luas persawahan 245 Ha, perkebunan 247, luas kuburan 10 Ha, luas pekarangan 21,25 Ha, luas perkantoran 0,50 Ha, luas ladang 43,902 Ha, luas prasarana umum lainnya 658,071 Ha. Sedangkan untuk aktifitas pertanian dan penunjangnya terdiri dari: Lahan sawah  seluas 114 Ha dengan posisi seluruhnya tadah hujan, tegal/ladang seluas 510,02 Ha, Pekarangan seluas 21,25 Ha, Perkebunan rakyat seluas 510,02 Ha, Lain-lain seluas 696,02 Ha.
Sementara itu peruntukan lahan untuk aktivitas ekonomi terdiri dari lahan untuk Pasar Desa 0,122 Ha; lahan untuk industri tidak ada; lahan untuk Pertokoan tidak ada.Selebihnya untuk Tanah Kas Desa 105,50 Ha; lahan perkantoran 0,50 Ha dan lapang olahraga 1.305 Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai luas tanah dan penggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel : 2
Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
Sawah (Ha)
Darat [Ha]
Teknis
½ Teknis
Pekarangan Pemukiman
Hutan produksi
Hutan konservasi
Lain-lain
114
510,02
21,25
510,02
-
696,02

Sumber : Data Desa Legokjawa

2.1.3        Keadaan Sosial
Perspektif budaya masyarakat di Desa Legokjawa masih sangat kental dengan budaya sunda. Hal ini dapat dimengerti karena hampir semua desa di Kabupaten Pangandaran masih kuat terpengaruh dengan adanya pusat kebudayaan sunda. Dari latar belakang budaya, kita bisa melihat aspek budaya dan sosial yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Didalam hubungannya dengan agama yang dianut misalnya, Islam sebagai agama mayoritas dianut masyarakat, dalam menjalankannya sangat kental dengan tradisi budaya sunda.
Tradisi budaya sunda sendiri berkembang dan banyak dipengaruhi ritual-ritual agama atau kepercayaan masyarakat sebelum agama Islam masuk. Hal ini menjelaskan mengapa peringatan-peringatan keagamaan yang ada di masyarakat, terutama Islam karena dipeluk seluruh masyarakat, dalam menjalankannya muncul kesan nuansa tradisinya. Contoh yang bisa kita lihat adalah peringatan Tahun Baru Hijrah, sejak jaman Sultan Agung menciptakan kalender Islam/Jawa, tahun baru hijrah dimaknai sebagai tahun baru Suro atau yang dikenal Suroan.
Nama ini diambil adanya bulan Assyuro dalam kalender Hijrah/Islam. Dalam cara memperingatinyapun bercampur antara doa-doa agama Islam dan laku-laku –tindakan yang biasa dijalankan dalam tradisi masyarakat jawa atau Kejawen. Memandikan pusaka dan melarung barang/sesaji ke laut, gunung atau sungai sebagai misal. Contoh yang lain adalah Nyadran-tradisi tahunan yang dilakukan menjelang bulan puasa/Ramadhan untuk menengok dan membersihkan makam orang tua maupun kerabat dan leluhur, kegiatan ini dikombinasikan dengan doa untuk yang sudah meninggal; Mauludan -berasal dari kata Milad (bhs. arab) artinya kelahiran Nabi Muhammad SAW. Yang diperingati di sini dengan membuat apem dibagi bagikan ke tetangga, di Keraton membuat Gunungan (hasil bumi dan makanan yang disusun seperti gunung) didoakan dengan cara Islam setelah itu diarak dan pada akhirnya diperebutkan oleh masyarakat yang datang dari mana-mana terutama dari Kabupaten Pangandaran. Di masyarakat tertanam sejak dulu bahwa siapa saja yang berhasil mendapatkan hasil bumi dan makanan dari gunungan tersebut, barang tersebut dapat disimpan sebagai jimat pembawa keberuntungan dalam usaha dan kehidupannya.
Secara individual didalam keluarga masyarakat Legokjawa, tradisi jawa lama dipadu dengan agama terutama Islam, juga masih tetap dipegang. Tradisi ini dilakukan selain sebagai kepercayaan yang masih diyakini sekaligus digunakan sebagai bagian cara untuk bersosialisasi dan berinteraksi di masyarakat. Misalkan, tradisi mengirim doa untuk orang tua atau leluhur dilakukan dengan mengundang tetangga dan kenalan yang disebut Slametan. Slametan ini biasanya dilakukan mulai dari satu sampai tujuh hari keluarga yang ditinggal mati, Yang disebut Tahlilan. Selanjutnya hari keseratus dari tanggal kematian yang disebut Slametan Nyatus, berikutnya hari kesetahun, berikutnya hari ke tiga tahun yang disebut Slametan Nyewu. Perhitungan tanggal kegiatan dilakukan dengan menggunakan tanggalan jawa. Bersyukur kepada tuhan karena dikaruniai anak pertama pada tradisi masyarakat Cimerak juga masih berjalan, disebut Mithoni ketika kandungan ibu menginjak usia tujuh bulan.
Namun yang paling populer di wilayah Dusun di Desa Legokjawa, khususnya di masing-masing dusun adalah adat tradisi Punggahan membuat nasi kuning atau tumpeng yang kemudian dimakan secara bersama-sama oleh seluruh warga masyarakat di dusun masing-masing. Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan bersama yang dilakukan untuk menghormati para leluhur yang merintis tumbuhnya Dusun atau desa sekaligus untuk gotong royong membersihkan desa. Oleh karena itu kegiatan ini biasanya disebut  atau Bersih Desa.
Kesenian tradisi juga masih dipertahankan oleh masyarakat Cimerak. Di desa ini walaupun hanya beberapa jenis kesenian tradisonal yang dikembangkan, seperti reog, calung, degung, rebana, qasidah dan tagoni. Kesenian ini masih menghiasi di beberapa kegiatan seperti hajatan khitanan, pertikahan dan khusus untuk rebana, tagoni dan qasidah masih dilakukan untuk kegiatan-kegiatan yang mengiringi peringatan-peringatan Hari Raya Keagamaan.

2.1.3.1        Kependudukan
Penduduk Desa Legokjawa berdasarkan data terakhir hasil Sensus Penduduk Tahun 2014 sebanyak  4.638 jiwa, tahun  2015 sebanyak  4.629 Jiwa, tahun  2016 sebanyak  4.614 Jiwa, tahun  2017 sebanyak  4.650 Jiwa, tahun  2018 sebanyak  4.837 Jiwa, mengalami naik turun setiap tahunnnya rata-rata sebesar  10 % . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel  3 di bawah ini.
Tabel : 3
Jumlah Penduduk Desa Legokjawa
Tahun 2014-2018
No
Tahun
Jumlah
Laju Pertumbuhan
1
2014
4.638

2
2015
4.629

3
2016
4.614

4
2017
4.650

5
2018
4.837

Sumber : Data Desa Legokjawa

Jumlah rumah tangga di Desa Legokjawa Tahun 2014 sebanyak  1.587 Rumah Tangga/KK, Tahun 2015 sebanyak 1.604 Rumah Tangga/KK, Tahun 2016 sebanyak 1.613 Rumah Tangga/KK, Tahun 2017 sebanyak 1.626 Rumah Tangga/KK, Tahun 2018 sebanyak 1.745 Rumah Tangga/KK Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel : 4
Luas Daerah, Jumlah Rumah Tangga, Kepadatan/km2 Rata-rata Rumah Tangga dan Sex Ratio
Di Desa Legokjawa Tahun 2018

No
Dusun
Jumlah
Rumah Tangga
Kepadatan per km2
Sex ratio
1
Dusun Sindangsari
511


2
Dusun Legok
489


3
Dusun Cikuya
279


4
Dusun Cidadap
241


5
Dusun Liunggunung
225


JUMLAH
1.745





2.1.3.2        Indeks Pembangunan Manusia
Perkembangan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Desa Legokjawa Tahun 2012 s.d. Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel : 5
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Desa Legokjawa Tahun 2012 – 2014

No
Uraian
2012
2013
2014
1
Indeks Pendidikan
65,71
66,91
67,69
2
Indeks Kesehatan
52,07
53,16
54,34
3
Indeks Daya Beli
63,75
64,93
65,66
Target IPM Kec. Cimerak
62,38
65,70
67,70
Target IPM Kab. Pangandaran
63,38
63,00
65,00
Realisasi IPM
63,84
64,84
65,89

Sumber : RPJMD Kabupaten Pangandaran tahun 2012-2014
                                                                                                
Indeks Pendidikan dan Daya Beli memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam capaian IPM Desa Legokjawa, sehingga membuat Desa Legokjawa IPM-nya dapat melebihi target IPM Kabupaten Pangandaran.

2.1.3.3        Kesehatan
Tenaga kesehatan di Desa Legokjawa pada Tahun 2014 terbagi atas Bidan Desa  2 orang,  dukun beranak 5 orang, mantri 1 orang, dan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan sebanyak 15 Orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.
Tabel : 6
Jumlah Tenaga Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat
Di Desa Legokjawa Tahun 2018

No
Tenaga Kesehatan
Jumlah
Ket.
1
Medis
Doktor Umum
2

Dokter Spesialis
-

2
Keperawatan
Bidan
2

Perawat
1

3
Partisipasi Masyarakat
Dukun Bayi
5

Posyandu
5

Polindes
1

PONED
1

Desa Siaga
1

Kader Kesehatan Aktif
30

Paraji Sunat
-

JUMLAH
48


Sumber : Data Desa Legokjawa
Jumlah kelahiran bayi (persalinan) pada tahun 2018 adalah sebanyak = 67 jiwa, yang terdiri atas bayi lahir hidup sebanyak = 67 jiwa, bayi lahir mati sebanyak = 0 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.
Tabel : 7
Jumlah Kelahiran Hidup dan Kematian Bayi
Di Desa Legokjawa Tahun 2016 - 2018 (Jiwa)

No
Uraian
2016
2017
2018
1
Bayi Lahir Hidup
89
77
67
2
Jumlah Kematian Bayi
-
-
-
JUMLAH
89
77
67
Sumber : Data Desa Legokjawa
2.1.3.4        Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sehingga pendidikan adalah sebuah Investasi (modal) di masa yang akan datang.
Di Desa Legokjawa tahun 2016-2018, jumlah guru dan murid tiap tahunnya mengalami peningkatan. Guru pada tahun 2018 berjumlah = 45 Orang, dengan jumlah murid TK/RA sebanyak  135  orang, SD sebanyak  397 orang, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini.

Tabel : 8
Data Pendidikan/Sekolah Formal dan Non Formal
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
Uraian
PAUD
SD
1
Guru
10
35
2
Murid
135
397

Sumber : Data Desa Legokjawa
Pada masa kepemimpinan kepala desa ini, jumlah sarana prasarana sekolah, maupun jenjang terus diupayakan baik kuantitas maupun kualitasnya, baik itu negeri maupun swasta, dari mulai TK/PAUD/SD
Adapun jumlah sarana prasarana pendidikan di Desa Legokjawa terdiri dari jenjang TK s.d. SD, baik formal maupun nonformal. Nama dan Jumlah sarana Pendidikan yang ada di Desa Legokjawa untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.
Tabel : 9
Data Sarana dan Prasarana Pendidikan
Di Desa Legokjawa Tahun  2018

No
Nama Sekolah
Jenjang
Status
Lokasi
Jumlah Murid
1
TK PGRI
TK
Swasta
Sindangsari

2
PAUD Ply Free
PAUD
Swasta
Legok

3
SDN 1 Legokjawa
SD
Negeri
Sindangsari

4
SDN 2 Legokjawa
SD
Negeri
Liunggunung

5
SDN 3 Legokjawa
SD 
Negeri
Cidadap

6
MIS Legokjawa
MI
Swasta
Legok

7
MTS Legokjawa
Tsanawiyah
Swasta
Legok

8
RA Nurul Huda
PAUD
Swasta
Cidadap


Sumber : Data Desa Legokjawa
Rekapitulasi Jenis dan jenjang Sarana Pendidikan Formal dan Non Formal di Desa Legokjawa, dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini.

Tabel : 10
Jenis dan jenjang Sarana Pendidikan Formal dan Non Formal
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
Jenjang
Jenjang
Lokasi
1
TK/PAUD
TK
Sindangsari dan Legok
2
SD/MI
SD
Sindangsari, Cidadap dan Liunggunung
3
MDA
Diniyah
5 Dusun
4
MTS
SMP
Legok
JUMLAH
13


            Sumber : Data Desa Legokjawa

Jika melihat tabel 10 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi sekolah baik formal maupun non formal berdomisili di Dusun Sindangsari, Legok, Cidadap, Cikuya dan Liunggunung, sehingga di Dusun dusun tersebut terdapat  pendidikan formal maupun non formal , terutama untuk jenjang RA/TK dan SD.




2.1.3.5        Kesejahteraan Sosial (Masyarakat)
Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kesejahteraan sosial meliputi proses globalisasi dan industrialisasi serta krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan. Dampak yang dirasakan diantaranya semakin berkembang dan meluasnya bobot, jumlah dan kompleksitas berbagai permasalahan sosial. Keadaan ini bisa dilihat dan diamati dari data tabel 11 penyandang masalah kesejahteraan social (PMKS) di bawah ini.

Tabel : 11
Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
Masalah Kesejahteraan Sosial
Jumlah
Keterangan
1
Anak terlantar


2
Anak Nakal


3
Anak Balita terlantar


4
Anak jalanan


5
Lansia Terlantar


6
Pengemis


7
Gelandangan


8
Korban NAPZA


9
Pekerja Sek Komersial


10
Eks Narapidana


11
Penyandang Cacat


12
Penyandang Cacat Eks Penyakit Kronis


13
Keluarga Miskin Sosial


14
Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis


15
Keluarga Rumahnya Tidak layak Huni


16
Wanita Rawan Sosial Ekonomi


17
Pemulung


18
Janda PKRI


19
Korban Bencana Alam


20
Masyarakat yang tinggal di daerah bencana


21
Komunitas adat terpencil



Sumber : Data Desa Legokjawa

2.1.3.6        Ketenaga Kerjaan
Berkaitan dengan perkembangan situasi dan kondisi ketenagakerjaan di Desa Legokjawa sampai akhir tahun 2018, masih menunjukan keadaan kondusif, walaupun di pihak lain masih dihadapkan pada keterbatasan lapangan kerja dan jumlah pencari kerja yang cukup banyak. Keadaan ini semakin sulit dikendalikan sebagai akibat krisis ekonomi dan kenaikan harga BBM. Banyaknya pencari kerja di Desa Legokjawa adalah sebagai akibat penambahan angkatan kerja baru dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Kondisi ini terus berlangsung di berbagai lapisan dan tingkatan sektor-sektor usaha strategis yang banyak menyerap tenaga kerja. Keadaan seperti ini memberikan kontribusi sangat besar terhadap jumlah pencari kerja yang tidak terproyeksikan sebelumnya.
Jumlah angkatan kerja pada tahun 2018 sebanyak = 156 orang. Jumlah pencari kerja yang dapat tersalurkan dan ditempatkan di perusahaan-perusahaan maupun jenis pekerjaan lainnya sebanyak = 110 orang, sedangkan sisanya sebesar = 46 orang belum mendapatkan perkerjaan.
Untuk tahun 2018 jumlah pencari kerja laki-laki sebesar 75 Orang, sedangkan perempuan sebanyak 81 orang, Dari segi pendidikan, lulusan SLTA menempati urutan tertinggi dari jumlah persentase pencari kerja yang berhasil ditempatkan terhadap total pencari kerja, Dalam hal penyerapan tenaga kerja, jumlah tenaga kerja yang ditempatkan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara jumlah pencari kerja yang terdaftar mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel     di bawah ini.
Tabel : 12
Jumlah Tenaga Kerja, Pencari Kerja, dan Lowongan Kerja
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
Yang Terdaftar
Jumlah
Keterangan
1
Pencari Kerja
156

2
Yang Ditempatkan
110

3
Lowongan Kerja
35

4
Sisa Pencari Kerja
46


Sumber : Data Desa Legokjawa

Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2018 pencari kerja mengalami kenaikan, begitu pula pada lowongan kerja. Akan tetapi masih terdapat ketimpangan antara pencari kerja dengan lowongan kerja, sehingga jumlah pencari kerja masih banyak yang tidak tertampung pada lowongan kerja yang dari segi kuantitasnya lebih sedikit daripada pencari kerja. Faktor lain yang menjadi penyebab utamanya adalah kompetensi yang dimiliki, dikaitkan dengan skill yang dibutuhkan oleh lapangan kerja.

2.1.3.7        Pemuda dan Olahraga
Dalam hal kepemudaan, pada tahun 2018 tidak terlepas dari aktifitas dan eksistensi Karang Taruna, baik level desa maupun level RW, sedangkan jumlah anggota karang taruna aktif untuk level desa berjumlah +50 orang, serta hampir seluruh usia karang taruna terlibat aktif di kepengurusan Tingkat RW, baik pengurus aktif, maupun anggota biasa.
Sedangkan organisasi keolahragaan yang ada di Desa Legokjawa cukup variatif, namun semua organisasi tersebut masih dikelola secara amatir, dan hanya penyaluran kegemaran saja. Untuk lebih jelasnya data organisasi keolahragaan dapat dilihat dalam tabel 13 di bawah ini.
Tabel : 13
Data Klub / Perkumpulan Olahraga
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
Klub Olahraga Yang Terdaftar
Jumlah
Keterangan
1
Klub Sepakbola
6

2
Klub Bola Voli
8

3
Klub Bulu Tangkis
2

4
Klub Tenis Meja
-

5
Klub Senam Sehat
2

6
Klub Jantung Sehat
-

7
Klub Pencaksilat
1

8
Klub Futsal
1

JUMLAH
19


Sumber : Data Desa Legokjawa
2.1.3.8        Kebudayaan
Kebudayaan yang ada di Desa Legokjawa merupakan modal dasar pembangunan yang melandasi pembangunan yang akan dilaksanakan, warisan budaya yang bernilai luhur merupakan dasar dalam rangka pengembangan pariwisata budaya yang dijiwai oleh mayoritas keluhuran Nilai Agama Islam. Salah satu aspek yang ditangani dan terus dilestarikan secara berkelanjutan adalah pembinaan berbagai kelompok kesenian.
Pemerintah terus membina kelompok dan organisasi kesenia yang ada, walaupun dengan keterbatasan dana yang dialokasikan, namun semangat para pewaris kebudayaan di Desa Legokjawa terus berusaha menjaga, merawat, serta memeliharanya agar budaya dan kelompok kesenian tersebut terus terpelihara.
Beberapa kelompok kesenian yang ada di Desa Legokjawa yang masih eksis dan terawat walaupun kondisinya sangat memprihatinkan diataranya dapat dilihat dilihat pada tabel 14 dibawah ini.
Tabel : 14
Data Kelompok Budaya dan Kesenian
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
Jenis Kelompok Kesenian yang ada
Jumlah Group
Status
1
Seni Calung
1
pasif
2
Wayang Golek
-

3
Kuda Lumping
1
aktif
4
Reog
-

5
Pencak silat
1
aktif
6
Upacara Adat
-

7
Qasidah
5
Pasif
JUMLAH
8


Sumber : Data Desa Legokjawa

Keterangan :
-      Aktif = Masih sering melakukan latihan rutin
-      Pasif = Melakukan Latihan, kalau mau ada pentas saja

Di bidang pariwisata, Desa Legokjawa terus berupaya memelihara beberapa lokasi wisata baik kelautan/pesisir maupun situs warisan nenek moyang Desa Legokjawa, lokasi ini dari zaman sebelum kemerdekaan sampai dengan sekarang masih sering dikunjungi Namun dengan demikian lokasi ini belum tergali dan dipelihara secara optimal, mengingat dana yang amat terbatas, sehingga hanya memanfaatkan lokasi seadanya. Padahal jika saja lokasi ini dikelola dengan baik, niscaya akan menjadi lokasi tujuan wisata yang bakal menjanjikan, Disamping itu pula, masih banyak budaya-budaya yang ada di Desa Legokjawa yang dulu sempat ada dan sekarang menjadi tenggelam, dan hal ini perlu dikembalikan pada beberapa tahun mendatang, sehingga anak cucu di Desa Legokjawa akan teringat kembali akan semua peninggalan budaya nenek moyangnya, yang mana kondisi akhir-akhir ini (anak generasi/ kelahiran 70’an sampai dengan sekarang) sudah banyak kehilangan dan sudah tidak mengenal lagi budaya karuhunnya.

2.1.3.9  Tempat Peribadatan

Tabel : 15
Tabel Tempat Peribadatan
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
Jenis
Jumlah
1
Masjid Jami
8
2
Mushola
23
3
Madrasah
10
4
TPQ
5
5
Majelis ta’lim tingkat Desa
2

Sumber : Data Desa Legokjawa





2.1.4        Keadaan Ekonomi
2.1.4.1           Pajak dan Retribusi Desa
Pajak dan retribusi desa di Desa Legokjawa Tahun 2014 mengalami peningkatan daripada tahun sebelumnya. Penerimaan pajak dan retribusi desa pada tahun 2018 sebesar Rp.                                   161.745.457,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel : 16
Pajak dan Retribusi Desa
Di Desa Legokjawa Tahun 2016-2018

No
Uraian
2016
2017

2018
1
Pajak Desa
102.007.126
107.281.051
194.579.948
2
Retribusi Desa



3
Lain-lain
102.007.126
107.281.051
135.247.000
JUMLAH
204.014.252
214.562.102
208.104.648

Sumber : Data Desa Legokjawa

2.1.4.2           Alokasi Dana Desa
Dana desa pada dasarnya adalah merupakan dana yang bersumber dari APBD Kabupaten Pangandaran yang dialokasikan kepada Desa untuk mendanai kebutuhan desa dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Untuk Desa Legokjawa besarnya Alokasi Dana Desa (ADD) 3 (tiga) Tahun terakhir (2013-2015) adalah sebagaimana bisa dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel : 17
Alokasi Dana Desa /ADD
Desa Legokjawa Tahun 2014 – 2018
No
Tahun
Jumlah
1
2014
120.000.000
2
2015
579.967.320
3
2016
371.279.000
4
2017
648.670.000
5
2018
660.051.000

Sumber : Data Desa Legokjawa




2.1.4.3           Sumber Penerimaan Desa Lainnya
Sumber penerimaan desa lainnya di Desa Legokjawa dalam kurun waktu 2014-2018 adalah dari berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut adalah Bumdes, Tanah Desa, Pasar Desa, TPI, Portal Desa, Perusahaan dan hasil partisipasi dan gotong royong.

2.1.4.4           Prasarana dan Sarana Sosial Ekonomi
Pada umumnya jenis sarana sosial ekonomi masyarakat Desa Legokjawa berupa usaha perdagangan, Nelayan, Pabrik Kayu dan buruh harian lepas terutama warung kebutuhan rumah tangga sehari-hari yang berskala kecil sekali. 
Disamping itu pula sarana ekonomi yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Desa Legokjawa adalah sarana lahan pertanian, perikanan dan perkebunan dengan skala kecil pula. Adapun jumlah warung yang menjual kebutuhan sehari-hari di Desa Legokjawa sebanyak 56 buah.

2.1.4.5           Transportasi dan perhubungan
Panjang  jalan di Desa Legokjawa pada tahun 2018 sepanjang 22,50 km, yang terdiri dari atas jalan desa 13 km, jalan kabupaten 4,50 Km, serta jalan propinsi 5 km. Di Desa Legokjawa belum terdapat  lintasan  trayek angkutan Desa.  Namun hanya dilintasi mobil jurusan Cimanuk-Tasikmalaya.

2.1.4.6           Telekomunikasi dan Informasi
Penggunaan jaringan komunikasi di Desa Legokjawa khususnya sambungan telepon atau hand phone telah ada, selanjutnya jasa PT. POS Indonesia amat membantu mobilisasi komunikasi dan distribusi barang dan jasa pos, sehingga berbagai transaksi bisnis maupun jasa yang diperlukan masyarakat semakin mudah dijangkau.

2.1.4.7           Pengairan dan Keirigasian
Penanganan keirigasian/pengairan diarahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan para petani sawah, maupun tanaman palawija. Kondisi jaringan irigasi di Desa Legokjawa pada tahun 2018 ini kondisinya kurang baik, mengingat hanya pada musim hujan saja jaringan irigasi ini bisa maksimal, sedangkan  pada musim kemarau tidak ada airnya, juga didukung oleh rusaknya saluran irigasi di Desa Legokjawa sebagai akibat dari terjadinya pendangkalan (sedimentasi) saluran air. Hal lain diperparah oleh menurunnya produksi air dari hutan sebagai akibat terjadinya penembangan hutan yang tidak terkendali lagi, ditunjang oleh kurangnya pengawasan dari pihak terkait (Kehutanan, PSDA, dll).
Dari kondisi diatas, pemerintah Desa Legokjawa merasa perlu melakukan terobosan dalam upaya pelestarian saluran irigasi ini, dan hal ini merupakan program unggulan yang menjadi super prioritas program pembangunan desa pada periode kepeminpinan sekarang ini.
Namun upaya ini terhambat karena kurang adanya perhatian yang optimal dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk menanggulangi masalah kerusakan jaringan irigasi ini, padahal hampir 80 % masayarakat Desa Legokjawa memerlukan air untuk membuat sawah menjadi lebih produktif dan berkualitas.

2.1.4.8           Drainase
Sistem drainase merupakan sistem pengaliran air hujan yang terdiri dari 2 (dua) macam sistem, yaitu sistem drainase melalui sungai, solokan ini menjadi sistem yang hampir seluruhnya digunakan di Desa Legokjawa, serta sistem yang melalui saluran-saluran lingkungan atau disebut drainase mikro.

2.1.4.9           Air Bersih
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seperti minum, memasak, mencuci, dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, saat ini penduduk Desa Legokjawa sebagian besar masih menggunakan mata air konvensional (Non PAM), sedangkan sebagian lagi menggunakan sumur pompa, sumur gali fasilitas air umum (bersama-sama) dll, Untuk lebih jelasnya mengenai masalah jenis sumber air yang digunakan masyarakat dapat dilihat pada tabel di bawah 18 ini.

Tabel : 18
Jenis Sumber Air Bersih Yang Digunakan Masayarakat
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
Jenis Sumber Air Bersih
Yang Digunakan Masyarakat
Jumlah Rumah Tangga Pengguna
1
PAM
-
2
Sumur Pompa
20
3
Sanitasi
3
4
Sumur Gali
2875
5
Fasilitas Air Bersama
225
6
Kali/Sungai
3
Sumber : Data Desa Legokjawa

2.1.4.10       Air Limbah
Jenis limbah yang terdapat di Desa Legokjawa dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu limbah domestik dan limbah non domestik. Limbah domestik merupakan limbah hasil buangan rumah tangga dari kegiatan mandi, cuci, dan kakus. Sedangkan limbah non domestik adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan non rumah tangga, seperti limbah penggilingan padi, limbah ternak, limbah industry rumah tangga (konveksi) dan sebagainya.
Sistem pembuangan limbah domestik di Desa Legokjawa selain menggunakan jamban keluarga berupa septictank/cubluk, juga memanfaatkan sungai, dan kolam, dan pembuangan langsung ke salran drainase yang ada. Namun berdasarkan data yang ada pada tahun 2018 ini, sudah sebagian besar masyarakat membuang limbah domestik melalui saluran septictank.
2.1.4.11       Energi
Pada umumnya masyarakat Desa Legokjawa sudah hampir 99% tersambung jaringan listrik. Mengingat jaringat listrik sudah sampai ke setiap RW seDesa Legokjawa, hanya masih ada beberapa rumah tangga yang belum tersambung, karena satu kendala yakni faktor ekonomi. Mereka umumnya mengambil aliran listrik kepada tetangga terdekatnya.

2.1.4.12          Musim
Di Desa Legokjawa ada 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan namun ada masa transisi yaitu panca roba.

2.1.4.13          Pola Penggunaan Lahan Pertanian
1.      Lahan Sawah dimusim penghujan ditanami padi dan musim Kemarau kadang ditanami palawija, atau bahkan masih ada petani yang memaksakan untuk menanam padi,
2.      Lahan Pekarangan ditanami macam-macam tanaman kecil, pohon Buah dan Kayu bahan Bangunan.

2.2.             Kondisi Pemerintahan Desa
2.2.1.       Pembagian Wilayah Desa
2.2.1.1      Luas Wilayah Desa Legokjawa  1.272,587  Ha
Pekarangan               :                21,25            ha
Sawah                      :              245                 ha
Perkebunan              :              247                ha
Hutan produksi        :             -                      ha
Hutan konservasi      :             -                      ha
Tanah makam           :              10                  ha
Taman                      :               -                     ha
Perkantoran              :                0,50             ha
Tanah bengkok         :             -                       ha
Tanah titisara            :             105,50             ha

Desa Legokjawa terdiri dari 5 Dusun, 8 RW. dan 23 RT yaitu :
-      Dusun Sindangsari ( RW.01 s.d.RW. 02 Terdiri atas 06 Rukun Tetangga)
-      Dusun Legok (RW.03  s.d. RW.04 Terdiri atas 06 Rukun Tetangga )
-      Dusun Cikuya ( RW. 05 Terdiri atas 4 Rukun Tetangga  )
-      Dusun Cidadap ( RW. 06 s.d. RW. 07 Terdiri atas 4 Rukun Tetangga)
-      Dusun Liunggunung ( RW. 08 Terdiri atas 3 Rukun Tetangga)




2.2.2.      Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

STRUKTUR ORGANISASI TATA KERJA DESA LEGOKJAWA
( SOTK Desa ) POLA MINIMAL


KEPALA DESA
ROHAMAN


SEKRETARS DESA
ASEP HERMAN YUSUP

KAUR PERENCANAAN
APIEP YUSUP SIDIK

Umum
ROHIMAH

KAUR KEUANGAN
NURI NURDIANI

KAUR KESRA
ADANG ISMAIL

KAUR EKBANG
TAOHIDIDIN

KUAR PEMERINTAHAN dan KAMTIBMAS
AI ARIF FIRMAN MUNTAHA

KADUS SINDANGSARI
ISMAN KHAMID

KADUS CIDADAP
ENGKUS KUSNINDAR

KADIS LEGOK
IDIS SITANGGANG

KADUS CIKUYA
DEDE SURYAMA

KADUS LIUNGGUNUNG
AHRUDIN

BENDAHARA
TIAN MALINDA SARI

STAF PEMERINTAHAN dan KAMTIBMAS

MAMAT MAHPUDIN

STAF PELAYANAN
DANI SUKMAYADI
 




























2.1.5        Kondisi Pemerintahan Umum
2.1.5.1  Pelayanan Catatan Sipil
Pelayanan yang berkaitan dengan pengaturan kependudukan yaitu, KK, KTP, NIK (surat pengantar saja), serta pelayanan yang berhubungan dengan catatan sipil berupa akta kelahiran, akta kematian, akta perkawinan, dan akta-akta lainnya..
Untuk lebih jelasnya mengenai layanan catatan sipil dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel : 19
Data Pelayanan Catatan Sipil
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
Jenis Layanan
Jumlah
Ket.
1
NIK


2
KK
243

3
KTP
621

4
Akta-akta Catatan Sipil
26

5
Akta-akta lainnya



Sumber : Data Desa Legokjawa

2.1.5.2  Perijinan
Di Desa Legokjawa, kesadaran mesyarakat dalam hal pembuatan perijinan masih sangat minim terutama dalam hal Ijin Mendirikan Bangunan, adapun jenis perijinan yang ada dan sering dibuat oleh masyarakat adalah
-      Ijin Peruntukkan Penggunaan Tanah (IPPT)
-      Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
-      Ijin Gangguan (HO)
-      Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
-      Ijin Penggunaan dan Pemanfaatan Air Tanah
-      Ijin Usaha Pertambangan Bahan galian Golongan C.
-      Ijin Rame-rame

2.1.5.3  Aparatur Pemerintahan
Jumlah pegawai di lingkungan Pemerintah Desa Legokjawa Tahun 2018 sebanyak 16 orang, penjabat Kepala Desa, Sekretaris Desa, 3 orang Kaur, 3 Kasi , 3 Staf, 5 orang Kepala Dusun. Untuk jelasnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini.





Tabel : 20
Jumlah Aparatur Pemerintahan dan Anggota Kelembagaan
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
Jenis Layanan
Jumlah
Ket.
1
Kepala Desa
1

2
Sekertaris Desa
1

3
Kepala Urusan
6

4
Staf/Operator
3

No
Jenis Layanan
Jumlah
Ket.
3
Kepala Dusun
5

4
Ketua RW
8

5
Ketua RT
23


Sumber : Data Desa Legokjawa

2.1.5.4  Isu Strategis
Isu Strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya, dan memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap. Isu strategis Pembangunan Desa :
a.       Kualitas pelayanan umum pemerintahan masih dirasakan belum memuaskan bagi sebagian masyarakat Desa Legokjawa, seperti pendidikan, kesehatan, kependudukan, sarana prasarana umum, yang bertumpu pada kurangnya alokasi dana yang ada dan kualitas aparatur pemerintahan.
b.      Kompetensi dan daya saing penduduk usia produktif/angkatan kerja di Desa Legokjawa masih dirasakan kurang memenuhi harapan dunia usaha, sehingga peluang kerja dan peluang usaha yang ada kurang termanfaatkan secara optimal. Hal ini sangat berkaitan dengan kesempatan mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
c.       Pertumbuhan ekonomi yang relative lambat mengakibatkan  sector riil kurang mampu berkembang dan memberikan pendapatan secara merata kepada segenap masyarakat. Hal ini masih terdapatnya masyarakat Desa Legokjawa berada di bawah garis kemiskinan.
d.      Kondisi lingkungan hidup cenderung semakin memprihatinkan sebagai akibat ekspolitasi, terutama terjadinya penebangan hutan yang berimplikasi terhadap kerusakan lingkungan secara umum.
e.       Masih rusaknya berbagai sarana jalan sebagai sarana utama mobilisasi perekonomian, jaringan irigasi, sarana pendidikan, bertumpuknya lokasi persekolahan, sampai pada kurang berjalannya bentuk-bentuk perekonomian desa, dan juga fasilitas olahraga, serta pelayanan kesehatan masyarakat, yang berujung pada kesejahteraan masyarakat.
f.       Tidak adanya pasilitas/pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat yang pengangguran. Sehingga banyak muda-mudi yang leri keluar kota untuk mencari pekerjaan dan tidak sedikit juga yang hanya berdiam diri sehingga terjerumus pada pergaulan negatif yang pada jaman sekarang sudah mulai merangkak masuk ke perdesaan, mulai dari ganja, narkoba dll.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAMBAK GARAM SARI LAUT DESA LEGOKJAWA SEBAGAI BENTUK INOVASI DESA