PROFIL DESA LEGOKJAWA
PROFIL DESA
Profil Desa adalah gambaran menyeluruh tentang
karakter desa yang meliputi data potensi desa, perkembangan desa dan data dasar keluarga. Potensi desa terdiri dari data
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana
serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa.
Data dasar keluarga terdiri dari data potensi social
ekonomi keluarga, kesehatan individual, kelompok dan lingkungan keluarga, data
pendidikan, penguasaan asset ekonomi dan sosial budaya serta tingkat kesejahteraan keluarga dan
perkembangan keamanan dan ketertiban.
2.1
Kondisi Desa
Gambaran
umum Desa Legokjawa adalah usaha menggambarkan secara utuh tentang kondisi
desa. Data-data yang disusun diambil dari semua data yang tersedia dan bisa
didapatkan. Selain menggunakan data-data yang ada gambaran umum desa ini,
diperkaya dengan data-data yang didapat dari hasil musyawarah dusun-dusun yang
secara langsung merupakan bagian dari tahapan kegiatan PRA penyusunan Rancangan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).
Data
yang dipakai untuk menggambarkan situasi atau keadaan kependudukan misalkan,
dalam gambaran umum memakai data hasil musyawarah di dusun-dusun dan hasil
survei sekunder yang disebarkan kepada kepala rukun tetangga. Hasil data
kependudukan ini memunculkan perbedaan dengan data yang ada di pemerintah desa.
Setelah ditelusuri dan di cek ulang data yang ada di pemerintahan desa adalah
data yang disusun dari beberapa tahun yang lalu. Sementara hasil survei
sekunder ini dilakukan pada bulan Juni 2015. Data hasil survei ini adalah data
aktual penduduk yang berdomisili dan berdiam di desa sampai saat survei
dilakukan. Selisih jumlah penduduk yang terdaftar di pemerintah desa dengan
hasil survei, ketika dilakukan analisa antar tim survei dan Pemerintah Desa
bahwa jumlah yang tercatat secara admisitrasi ini kemungkinan banyak yang
berdomisili dan bertempat tinggal di luar Desa Legokjawa dikarenakan berbagai
sebab. Kebayakan mereka ini mencari nafkah ke luar dari desa. Sehingga dalam
penyusunan dokumen ini memakai data aktual yang didapat dari musyawarah di
dusun-dusun.
Dilihat
dari topografi ketinggian wilayah Cimerak berada pada 20 m ketinggian dari permukaan air laut dengan keadaan curah hujan
rata-rata 1982 mm/thn serta suhu rata-rata per tahun adalah 300 C
dengan kelembaban udara rata-rata 70% per tahun. Secara administrasi Desa
Legokjawa terletak di wilayah Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran. Wilayah
Desa Legokjawa secara administratif dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga.
Disebelah utara berbatasan dengan Desa Batumalang, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia. Di sisi barat berbatasan dengan Desa Ciparanti sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Desa Masawah.
Luas
wilayah Desa Legokjawa seluas 1.272,587 Ha. luas lahan yang ada terbagi dalam
beberapa peruntukan, dapat dikelompokan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian,
kegiatan ekonomi dan lain-lain. Luas wilayah yang digunakan untuk permukiman
46,860 Ha, luas persawahan 245 Ha, perkebunan 247, luas kuburan 10 Ha, luas pekarangan 21,25 Ha, luas
perkantoran 0,50 Ha, luas
ladang 43,902 Ha, luas prasarana umum lainnya 658,071 Ha. Sedangkan untuk aktifitas
pertanian dan penunjangnya terdiri dari: Lahan sawah seluas 114 Ha dengan posisi seluruhnya tadah
hujan, tegal/ladang seluas 510,02 Ha, Pekarangan seluas 21,25 Ha, Perkebunan
rakyat seluas 510,02 Ha, Lain-lain seluas 696,02 Ha.
Sementara
itu peruntukan lahan untuk aktivitas ekonomi terdiri dari lahan untuk Pasar
Desa 0,122 Ha; lahan untuk industri tidak ada; lahan untuk Pertokoan tidak
ada.Selebihnya untuk Tanah Kas Desa 105,50 Ha; lahan perkantoran 0,50 Ha dan
lapang olahraga 1.305 Ha.Wilayah Desa Legokjawa terdiri dari 5 Dusun dengan
komposisi struktur pemerintahannya terdiri atas :
1. Wilayah
Dusun Sindangsari
Terdiri atas 6 RukunTetangga (RT), 2 Rukun Warga (RW)
2. WiIayah
Dusun Legok
Terdiri atas 6 Rukun Tetangga (RT), 2. Rukun Warga (RW)
3. Wilayah
Dusun Cidadap
Terdiri
atas 4 Rukun Tetangga (RT), 2
Rukun Warga (RW)
4. Wilayah
Dusun Cikuya
Terdiri atas 4 Rukun Tetangga (RT), 1 Rukun Warga (RW)
5. Wilayah
Dusun Liunggunung
Terdiri
atas 3 Rukun Tetangga (RT), 1. Rukun
Warga (RW)
Wilayah Desa Legokjawa secara umum
mempunyai ciri geologis berupa lahan liat dan tanah kering yang sedikit
berpasir yang cocok untuk tanaman perkebunan kelapa, pisang, ketela, kacang
tanah, albasia dan tanaman buah-buahan serta jenis palawija. Sehingga tidak
heran apabila hasil pertanian dari Desa Legokjawa terutama didominasi oleh
hasil perkebunan kelapa, albasia, pisang, dan hasil pertanian palawija yang
dianggap berkualitas bagus oleh pasar.
Lahan tanah kering berpasir sedikit
banyak membantu mengurangi resiko kebanjiran yang setiap tahun dialami
desa-desa paling ujung dari saluran irigasi dan sungai, seperti halnya yang
terjadi di beberapa desa di Kecamatan Cimerak. Lahan berpasir di Desa Legokjawa
dapat dengan cepat menyerap air yang datang menggenang di daerah ini. Sehingga
banjir atau genangan air akibat hujan maupun meluapnya sungai dan saluran
irigasi cepat menjadi surut. Pada musim hujan, lahan berpasir ini dapat untuk ditanami
padi, sebagai selingan bertanam.
2.1.1
Sejarah Desa
2.1.1.1
Terbentuknya Legokjawa
Dalam
struktur pemerintahan, Desa Legokjawa merupakan bekas yang dibawahi oleh
Kabupaten Tasikmalaya kemudian pada Tahun
1936 Desa Legokjawa dimasukan ke dalam
lingkungan pemerintah Wilayah Daerah Kabupaten Ciamis namun sejak Tahun 2012
secara sah Desa Legokjawa masuk ke dalam Daerah Otonomi Baru Kabupaten
Pangandaran, walaupun demikian Desa Legokjawa ini telah didirikan sejak Tahun 1920,
yang pada waktu itu letak kantor atau Balai Desanya berlokasi di Blok Sindangsari.
Asal-usul Desa Legokjawa, Sekitar
Kurang lebih tahun 1920-an terdapat sebuah Desa yang dikenal dengan nama Desa
Legokjawa, asal mula nama Desa Legokjawa pertama kali disebabkan oleh adanya
seorang penyebar agama Islam ke daerah, menurut keterangan penyebar agama Islam
tersebut bernaman Mas Karto Dino dari kota Solo Jawa Tengah, Mas Karto Dino ini
di temani oleh tiga pengikutnya, menurut keterangan sumber pengikut Mas Karto
Dino yaitu :
1.
Sembah Raksadisura.
2.
Sembah Lempar.
3.
Sembah Mukarab
Pada waktu itu mereka mau mengambil air wudlu pergi
ke sungai Cipeuetuey tetapi airnya asin, setelah kesana kemari tidak
mendapatkan air tawar maka Mas Karto Dino menginjakan kakinya dengan keras di
salah satu lelegok, dan keluarlah sumber
air, sumber air tersebut sekarang terkenal dengan sebutan Sumur Gede, atas kejadian tersebut sebagian besar
masyarakat di lingkungan lelegok itu menyatakan bahwa tempat tersebut adalah
lelegok tapak Jawa. Dengan adanya sumber air yang bersih maka di bangun sebuah
musola dengan nama AL-ISTIQOMAH yang mana musola tersebut digunakan sebagai
langgar awal mula penyebaran agama islam di daerah, dengan adanya penyebaran
agama islam yang lama kelamaan di dengar oleh masyarakat luas sehingga
terkenallah nama Legokjawa selanjutnya dikenal sebagai sebutan Nama Desa
Legokjawa. Desa Legokjawa sejak berdirinya dipimpin oleh Kepala Desa Bapak
H.Amin sekitar tahun 1921 dan membawahi 6 Dusun, yaitu :
1.
Dusun Legok
2.
Dusun Cidadap
3.
Dusun Cikuya
4.
Duisun Gadog
5.
Dusun Citarik
6.
Dusun Sodong
Kemudian pada Tahun 1983-an terjadi usulan – usulan
yang mana ingin melakukan pemekaran Desa, sehingga pada tahun 1984-an Desa
Legokjawa dengan resmi dimekarkan menjadi dua Desa yaitu Desa Legokjawa dengan
pusat pemerintahan yang sekarang menjadi Dusun Sindangsari dan dari Hasil
pemekaran diberi nama Desa Batumalang yang mana pusat pemerintahannya di Dusun
Gadog, adapun pembagian Dusunnya adalah :
1.
Desa Legokjawa membawahi Lima Dusun
yakni :
a.
Dusun Sindangsari
b.
Dusun Legok
c.
Dusun Cidadap
d.
Dusun Cikuya
e.
Dusun Liunggunung
2.
Desa Batumalang membawahi Tiga Dusun
yakni :
a.
Dusun Gadog
b.
Dusun Citarik
c.
Dusun Sodong
Pada tanggal 17 Juni tahun 2006 terjadi bencana
Gempa dan Tsunami yang mana memakan banyak korban jiwa dan materi sehingga
banyak rumah – rumah dan mesjid – mesjid yang rusak berat salah satu mesjid
yang rusak adalah peninggalan yang sekarang dikenal Sembah Wali / Mas Karto
Dino yang terletak tidak jauh dari Sumur Gede, dengan bantuan berupa dana untuk
direnovasi dari pemerintah Provinsi Jawa barat sebesar Rp 450.000.000,- ( Empat
Ratus Lima Puluh Juta ), maka dibangun mesjid Al- Istiqomah namun ada kendala
yang sangat prinsif yaitu tanahnya
sempit, dengan berbagai alasan dan pertimbangan musola yang tadinya di dekat
Sumur Gede tersebut tidak di dirikan di tempat asalnya, tetapi dipindahkan pada
tanah wakaf dari Sdr/i EHA, Mesjid Al-ISTIQOMAH sekarang menjadi mesjid jami
Dusun Legok Desa Legokjawa, kemudian sebagai pengganti musola Al – Istiqomah di
dekat Sumur Gede peninggalan Sembah Jawa dibangun musola baru yang bernama
AL-GHOZALI.
Hubungan
dengan desa-desa lain terutama dengan desa tetangga di lingkungan Kabupaten
Pangandaran bagian selatan sangat erat, baik di bidang yang ada
hubungannya bidang pemerintahan,
hubungan sosial budaya maupun sosial ekonomi, seperti sifat-sifat penduduk yang
pergaulannya antara satu dengan yang lain menjalankan dengan cara menata
hubungan batin.
2.1.1.2
Sejarah Pembangunan Desa
Tabel :1
Masa-masa penting yang pernah dialami
oleh Desa Legokjawa adalah :
TAHUN KEJADIAN
|
KEJADIAN BAIK
|
KEJADIAN BURUK
|
1982
|
Gunung Galunggung di Kabupaten
Tasikmalaya meletus dan Desa Legokjawa mengalami Hujan Abu
|
|
1995
|
Pembuatan Kantor Desa Legokjawa
|
|
1997
|
Pembuatan Aula Desa Legokjawa
|
|
1998
|
Perbaikan Pasar Desa
|
|
1998
|
Pembuatan Jembatan Cibelut
|
|
1999
|
Renopasi Got Darmaga dan Got
Dusun Cikuya
|
|
2006
|
Terjadinya Tsunami di Desa
Legokjawa sehingga banyak memakan korban jiwa 52 Orang dan banyak rumah warga
yang rusak
|
|
2007
|
Pembuatan Jembatan Cipeuteuy
dan Cidadap.
|
|
2007
|
Pembuatan Mesjid Jame
Al-Istiqomah di Dusun Legok dan Mesjid Jame Darul Falah Dusun Sindangsari
|
|
2007
|
Pembangunan Jalan Lingkar
selatan, dan Pembuatan Jembatan di Dusun Cikuya.
|
|
2007
|
Pembangunan Rumah Masyarakat
terkena Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, serta pembanguan Sekolah Dasar
Legokjawa III
|
|
2007
|
Renopasi Pasar Desa
|
|
2008
|
Bapak Surahman menjabat sebagai
Kepala Desa Legokjawa
|
|
2009
|
Pembanguan Madrasah Diniyah di
Dusun Cikuya dan di Dusun Legok Rt 05/04
Program Rekompak/JRF
|
|
2009
|
Terjadinya wabah penyakit
Cikumunyah sehingga beberapa warga harus dirawat ke Rumah Sakit/PKM
|
|
2010
|
Tanggul di blok Parungpaok
Jebol
|
|
2010
|
Pembangunan Sekolah TK Sehat di
Dusun Sindangsari
|
|
2010
|
Terjadinya abrasi sungai
Cipeuteuy
|
|
2011
|
Alhamdulilah Pembangunan Madrasah Diniyah di dusun Liunggunung Terealisasi
|
|
2011
|
Penyelenggaraan Pemerintahan di Desa Legokjawa berjalan dengan
baik
|
|
2011
|
Jalan Raya Provinsi rusak berat
|
|
2011
|
Para Petani gagal panen
|
|
2011
|
Pengerasan jalan ke Kawasan Kelompok Ternak Dermaga
|
|
2011
|
Pengerasan jalan Lingkungan Dusun Sindangsari Rt 04
|
|
2012
|
Pembangunan Diniyah dusun Cidadap
|
|
2012
|
Kemarau yang mengakibatkan gagal panen
|
|
2012
|
Pembangunan Posyandu Dusun Legok
|
|
2012
|
Pengerasan Jalan Usaha Tani dusun Liunggunung
|
|
2012
|
Pengaspalan Jalan TPI
|
|
2012
|
Perkerasan Jalan
Desa Dusun Cikuya
|
|
2012
|
Pasang surut air
laut mencapai lahan pertanian warga
|
|
2013
|
Pengaspalan Jalan
Dusun Cikuya
|
|
2013
|
Lahan pesawahan
masyarakat Desa Legokjawa tergenang
|
|
2014
|
Pengaspalan Jalan Dusun Cidadap
|
|
2014
|
Pengaspalan Jalan Dusu Liunggunung
|
|
2014
|
Lanjutan Pengaspalan Jalan Cikuya
|
|
2014
|
Pembangunan Menara Suar Dusun Cidadap
|
|
2014
|
Pembangunan Istal Kuda PON ke XIX 2016
|
|
2014
|
Pasang surut air laut mencapai lahan pertanian warga
|
|
2014
|
Kebakaran Rumah Ibu Dedeh Jubaedah
|
|
2014
|
Pemilihan Kepala Desa Bapak Rohaman Menjadi Kepala Desa
|
|
2015
|
Lanjutan Pengaspalan Jalan Liunggunung
|
|
2015
|
Pengerasan Jalan Ranca Kepuh Dusun Liunggunung
|
|
2015
|
Rabat Beton Jalan Usaha Tani Dusun Liunggunung
|
|
2015
|
Rabat Beton Jalan Lingkar Selatan
|
|
2015
|
Pengaspalan Jalan TPI
|
|
2015
|
Pengaspalan Jalan Cikuya
|
|
2015
|
Rabat Beton Jalan Usaha Tani Logodor
|
|
2015
|
Pembangunan Arena Pacuan Kuda
|
|
2105
|
Pembangunan Sanitasi Air bersih Dari Surupan Picung
|
|
2105
|
Penyodetan Muara Sungai Cidadap
|
|
2015
|
Kemarau
Panjang Hingga 6 Bulan
|
|
2016
|
Pasang
gelombang Laut Mencapai 10 meter
|
|
2017
|
Pasang
gelombang Laut Mencapai 6 meter
|
|
2018
|
Rabat Beton Jalan Lingkungan Hunyur Dusun Legok
|
|
2018
|
Rabat Beton Jalan Usaha Tani Lewigede Dusun Cidadap
|
|
2018
|
Rabat Beton Jalan Usaha tani Nambotoe Dusun Legok
|
|
2018
|
Rehabilirasi Posyandu Dusun Sindangsari
|
|
2018
|
Pengaspalan Jalan Desa Dusun Cukuya
|
|
2018
|
Rabat Beton Jalan Usaha Tani Sawah Masigit Dusun Liunggunung
|
|
2018
|
Rabat Beton Jalan Lingkungan Rt/Rw 04/02 Dusun Sindangsari
|
|
2018
|
Lanjutan Pengaspalan Jalan Lingkar Dusun Legok-Dusun Cikuya
|
|
2018
|
Pembangunan Sarana MCK Posyandu Dusun Legok
|
|
2018
|
Pembangunan Sarana MCK Posyandu Dusun Liunggunung
|
|
2018
|
Normalisasi Saluran Ranca Bunut Dusun Cikuya
|
|
2018
|
Pembangunan Taman Desa Legokjawa
|
|
2018
|
Lanjutan Pembangunan Kantor Desa
|
|
2018
|
Rabat Beton Jalan Lingkungan Dusun Sindangsari Rt/Rw 05/02
|
|
2018
|
Pembukaan Tmpat Pariwisata Jojongor Dusun Legok
|
|
2018
|
Pembukaan Pariwisata Pasirgede Dusun Cikuya
|
|
2018
|
Pembukaan Jalan Usaha Tani Rancalayang Dusun Cidadap
|
|
2018
|
Pembukaan Jalan Usaha Tani Kalidung Dusun Liunggunung
|
|
2018
|
Pembukaan Jalan Usaha Tani Guha Kolong Dusun Liunggunung
|
|
2018
|
Pasang
Gelombang Laut Mencapai 8 meter
|
|
2018
|
Pertanian
Terrendam Air Asin yang di Akibatkan Oleg Pasang Rob Air Laut
|
Penduduk
Desa Legokjawa yang sekarang ini menjadi penghuni Desa Legokjawa adalah
merupakan penduduk asli walaupun semula diantara mereka merupakan pendatang
dari kabupaten lain, seperti Tasikmalaya, Kabupaten
Ciamis, Cilacap, banjar dan Kabupaten Pangandaran. Tatkala Pemerintah Sukapura dan Galuh ada di
bawah Pengurus Kerajaan Mataram, Yaitu beberapa Tahun menjelang masuknya VOC di
Jawa.
Adapun orang-orang yang pernah menjabat Kepala Desa Legokjawa mulai
berdirinya dapat tercatat sebagai berikut :
No.
|
Nama
|
Tahun
|
Masa Jabatan
|
Ket.
|
1.
|
H. Amin
|
1921-1926
|
5 Tahun
|
|
2.
|
Amanta
|
Tidak Diketahui
|
||
3.
|
Sukarma Wijaya
|
1941-1941
|
1 Tahun
|
|
4.
|
Sahuri
|
1941-1945
|
5 Tahun
|
|
5.
|
Adiwijaya
|
1945-1946
|
2 Tahun
|
|
6.
|
Sumawinata
|
1947-1951
|
5 Tahun
|
|
7.
|
Mohamad Sareh
|
1951-1955
|
5 Tahun
|
|
8.
|
Sanudin
|
1955-1956
|
2 Tahun
|
|
9.
|
Minha
|
1957-1968
|
12 Tahun
|
|
10.
|
Hadir
|
1969-1975
|
6 Tahun
|
|
11.
|
Sardi
|
1976-1985
|
10 Tahun
|
|
12.
|
Maman Mansur
|
1987-2000
|
12 Tahun
|
|
13.
|
Rohaman
|
2000-2008
|
8 Tahun
|
|
14.
|
H.Uus Sukmana
|
2009-2014
|
5 Tahun
|
|
15.
|
Rohaman
|
2015-Sekarang
|
2.1.2
Demografi
Berdasarkan
Data Administrasi Pemerintahan Desa jumlah penduduk yang tercatat secara
administrasi, jumlah total 4.837 jiwa. Dengan rincian penduduk berjenis
kelamin Laki-laki, berjumlah 2.430 jiwa, sedangkan berjenis kelamin Perempuan
berjumlah 2.407 jiwa.
Survei
Data Sekunder dilakukan oleh Fasilitator Pembangunan Desa, dimaksudkan sebagai
data pembanding dari data yang ada di Pemerintah Desa. Survei Data Sekunder
yang dilakukan pada bulan Desember 2018, berkaitan dengan data penduduk pada
saat itu, terlihat dari blangko yang diisi oleh ketua RT dilingkungan
masing-masing. Didapatkan data seperti yang ada di Tabel 1. berikut ini:
Tabel
1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis
Kelamin Desa Legokjawa Tahun 2015
No.
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
Prosentase (%)
|
1
|
Laki-laki
|
2.430
|
50.24
%
|
2
|
Perempuan
|
2.407
|
49.76
%
|
Jumlah
|
4.837
|
100.00%
|
Sumber
: Data survey sekunder Desa Legokjawa Kecamatan Cimerak Desember 2018
Agar dapat mendiskripsikan lebih
lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa Legokjawa dilakukan
identifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi usia dan
jenis kelamin. Sehingga akan diperoleh gambaran tentang Kependudukan Desa Legokjawa yang lebih
komprehensif. Untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan deskripsi
tentang jumlah penduduk di Desa Legokjawa berdasarkan pada usia dan jenis
kelamin secara detail dapat dilihat dalam lampiran tabel 2 berikut ini:
Tabel.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan
Struktur Usia
No.
|
Kelompok Usia
|
L
|
P
|
Jumlah
|
Prosentase (%)
|
1
|
0 – 4
|
140
|
145
|
285
|
6 %
|
2
|
5 – 9
|
180
|
179
|
359
|
7 %
|
3
|
10 – 14
|
158
|
159
|
317
|
7 %
|
4
|
15 – 19
|
182
|
176
|
358
|
7 %
|
5
|
20 – 24
|
204
|
204
|
408
|
8 %
|
6
|
25 – 29
|
169
|
181
|
350
|
7 %
|
7
|
30 – 34
|
178
|
170
|
348
|
7 %
|
8
|
35 – 39
|
156
|
155
|
311
|
6 %
|
9
|
40 – 44
|
178
|
175
|
353
|
7 %
|
10
|
45 – 49
|
213
|
210
|
423
|
9 %
|
11
|
50 – 54
|
181
|
180
|
361
|
7 %
|
12
|
55 – 59
|
166
|
160
|
326
|
7 %
|
13
|
60 – 64
|
115
|
105
|
220
|
5 %
|
14
|
>= 65
|
210
|
208
|
418
|
9 %
|
Jumlah
|
2.430
|
2.407
|
4.837
|
100%
|
Sumber : Data survey sekunder Desa Legokjawa, Kecamatan
Cimerak Desember 2018
Dari total jumlah penduduk Desa Legokjawa,
yang dapat dikategorikan kelompok rentan dari sisi kesehatan mengingat usia,
yaitu penduduk yang berusia 5-9 tahun, merupakan jumlah yang paling banyak 7 %,
diikuti oleh usia >65 tahun sebesar 9 %.
Tabel. 3. Jumlah Penduduk Tamat Sekolah
Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Legokjawa Tahun 2018
No
|
Keterangan
|
L
|
P
|
Jumlah
|
Prosentase
dari Total Jml. Penduduk
|
|
1
|
Tamat
Sekolah SD
|
998
|
1.095
|
2.093
|
43 %
|
|
2
|
Tamat
Sekolah SMP
|
375
|
410
|
785
|
16 %
|
|
3
|
Tamat
Sekolah SLTA
|
250
|
248
|
498
|
10 %
|
|
4
|
Tamat
Sekolah Perguruan Tinggi/Akademi ( D1/D2/D3 )
|
30
|
32
|
62
|
1 %
|
|
5
|
Tamat
Sekolah Perguruan Tinggi / Akademi ( S1 )
|
65
|
54
|
119
|
2 %
|
|
6
|
Tamat
Sekolah Perguruan Tinggi / Akademi ( S2 )
|
5
|
2
|
7
|
0,14 %
|
|
7
|
Tidak
sekolah / belum sekolah / masih sekolah di TK/SD/SLTP/SLTA/PT
|
645
|
628
|
1.273
|
26 %
|
|
JUMLAH
|
2.430
|
2.407
|
4.837
|
100,0%
|
||
Sumber : Data survey sekunder Desa Legokjawa, Desember 2018
Berdasarkan data kualitatif yang
diperoleh menunjukan bahwa di Cimerak kebanyakan penduduk memiliki bekal
pendidikan formal pada level pendidikan dasar 43 % dan pendidikan SLTP sebesar
16%. Jumlah penduduk Desa Legokjawa
berdasarkan agama dapat dilihat dalam lampiran tabel 4.
TabeL 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Desa Legokjawa
Kec. Cimerak Tahun 2018
No
|
Agama
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
Islam
|
4.837
|
100 %
|
2
|
Katholik
|
-
|
-
|
3
|
Kristen
|
-
|
-
|
4
|
Hindu
|
-
|
-
|
5
|
Budha
|
-
|
-
|
JUMLAH
|
4.837
|
100%
|
Sumber : Data survey sekunder Ds. Cimerak, Kec. Cimerak Desember
Tahun 2018
Dalam tabel 4 tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa
Legokjawa yang beragama Islam mendominasi seluruhnya dengan jumlah 100 % dari
total jumlah penduduk.
2.1.2.1
Letak
Geografis
Disebelah
utara berbatasan dengan Desa Batumalang, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia, di sisi barat berbatasan dengan Desa Ciparanti sedangkan di sisi
timur berbatasan dengan Desa Masawah. Luas wilayah Desa Legokjawa seluas 1.272,587 Ha
Iklim
Desa Legokjawa, sebagaimana Desa-Desa lain di wilayah Indonesia mempunyai Iklim Kemarau
dan Penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola
tanam yang ada di Desa Legokjawa
Kecamatan
Cimerak.
Secara visualisasi, wilayah administratif dapat dilihat dalam peta wilayah Desa
Legokjawa sebagaimana gambar di bawah ini :
Gambar : 1
Peta
Administratif Desa Legokjawa
Sumber : Data Desa Legokjawa
2.1.2.2
Topografi
Desa Legokjawa
merupakan desa yang berada di wilayah selatan Kabupaten Pangandaran, berada
dibagian pesisir dari
desa desa diwilayah Kecamatan Cimerak .
2.1.2.3
Hidrologi dan Klimatologi
Ketinggian
wilayah Legokjawa berada pada 5 m ketinggian dari permukaan air laut
dengan keadaan curah hujan rata-rata 1982 mm/thn serta suhu rata-rata per tahun
adalah 300 C dengan kelembaban udara rata-rata 70% per tahun. Secara
administrasi Desa Legokjawa terletak di wilayah Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Pangandaran.
2.1.2.4
Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan
Pada umumnya luas lahan yang ada terbagi dalam
beberapa peruntukan, dapat dikelompokan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian,
kegiatan ekonomi dan lain-lain. Luas wilayah yang digunakan untuk permukiman
46,860 Ha, luas persawahan 245 Ha, perkebunan 247, luas kuburan 10 Ha, luas pekarangan 21,25 Ha, luas
perkantoran 0,50 Ha, luas
ladang 43,902 Ha, luas prasarana umum lainnya 658,071 Ha. Sedangkan untuk aktifitas
pertanian dan penunjangnya terdiri dari: Lahan sawah seluas 114 Ha dengan posisi seluruhnya tadah
hujan, tegal/ladang seluas 510,02 Ha, Pekarangan seluas 21,25 Ha, Perkebunan
rakyat seluas 510,02 Ha, Lain-lain seluas 696,02 Ha.
Sementara itu peruntukan lahan untuk aktivitas ekonomi
terdiri dari lahan untuk Pasar Desa 0,122 Ha; lahan untuk industri tidak ada;
lahan untuk Pertokoan tidak ada.Selebihnya untuk Tanah Kas Desa 105,50 Ha; lahan perkantoran 0,50 Ha dan lapang olahraga 1.305 Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai luas tanah dan
penggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel
: 2
Luas
Lahan Menurut Jenis Penggunaan
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
Sawah (Ha)
|
Darat [Ha]
|
||||
Teknis
|
½
Teknis
|
Pekarangan
Pemukiman
|
Hutan
produksi
|
Hutan
konservasi
|
Lain-lain
|
114
|
510,02
|
21,25
|
510,02
|
-
|
696,02
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
2.1.3
Keadaan Sosial
Perspektif budaya masyarakat di Desa
Legokjawa masih sangat kental dengan budaya sunda. Hal ini dapat dimengerti
karena hampir semua desa di Kabupaten Pangandaran masih kuat terpengaruh dengan
adanya pusat kebudayaan sunda. Dari latar belakang budaya, kita bisa melihat
aspek budaya dan sosial yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Didalam
hubungannya dengan agama yang dianut misalnya, Islam sebagai agama mayoritas
dianut masyarakat, dalam menjalankannya sangat kental dengan tradisi budaya
sunda.
Tradisi budaya sunda sendiri
berkembang dan banyak dipengaruhi ritual-ritual agama atau kepercayaan
masyarakat sebelum agama Islam masuk. Hal ini menjelaskan mengapa
peringatan-peringatan keagamaan yang ada di masyarakat, terutama Islam karena
dipeluk seluruh masyarakat, dalam menjalankannya muncul kesan nuansa
tradisinya. Contoh yang bisa kita lihat adalah peringatan Tahun Baru Hijrah,
sejak jaman Sultan Agung menciptakan kalender Islam/Jawa, tahun baru hijrah
dimaknai sebagai tahun baru Suro atau yang dikenal Suroan.
Nama
ini diambil adanya bulan Assyuro dalam kalender Hijrah/Islam. Dalam cara
memperingatinyapun bercampur antara doa-doa agama Islam dan laku-laku –tindakan
yang biasa dijalankan dalam tradisi masyarakat jawa atau Kejawen. Memandikan pusaka dan melarung barang/sesaji ke laut, gunung
atau sungai sebagai misal. Contoh yang lain adalah Nyadran-tradisi tahunan yang
dilakukan menjelang bulan puasa/Ramadhan untuk menengok dan membersihkan makam
orang tua maupun kerabat dan leluhur, kegiatan ini dikombinasikan dengan doa
untuk yang sudah meninggal; Mauludan -berasal dari kata Milad (bhs. arab)
artinya kelahiran Nabi Muhammad SAW. Yang diperingati di sini dengan membuat
apem dibagi bagikan ke tetangga, di Keraton membuat Gunungan (hasil bumi dan
makanan yang disusun seperti gunung) didoakan dengan cara Islam setelah itu
diarak dan pada akhirnya diperebutkan oleh masyarakat yang datang dari
mana-mana terutama dari Kabupaten Pangandaran. Di masyarakat tertanam sejak
dulu bahwa siapa saja yang berhasil mendapatkan hasil bumi dan makanan dari
gunungan tersebut, barang tersebut dapat disimpan sebagai jimat pembawa
keberuntungan dalam usaha dan kehidupannya.
Secara
individual didalam keluarga masyarakat Legokjawa, tradisi jawa lama dipadu dengan agama
terutama Islam, juga masih tetap dipegang. Tradisi ini dilakukan selain sebagai
kepercayaan yang masih diyakini sekaligus digunakan sebagai bagian cara untuk
bersosialisasi dan berinteraksi di masyarakat. Misalkan, tradisi mengirim doa
untuk orang tua atau leluhur dilakukan dengan mengundang tetangga dan kenalan
yang disebut Slametan. Slametan ini biasanya dilakukan mulai dari satu sampai
tujuh hari keluarga yang ditinggal mati, Yang disebut Tahlilan. Selanjutnya
hari keseratus dari tanggal kematian yang disebut Slametan Nyatus, berikutnya
hari kesetahun, berikutnya hari ke tiga tahun yang disebut Slametan Nyewu.
Perhitungan tanggal kegiatan dilakukan dengan menggunakan tanggalan jawa.
Bersyukur kepada tuhan karena dikaruniai anak pertama pada tradisi masyarakat
Cimerak juga masih berjalan, disebut Mithoni ketika kandungan ibu menginjak
usia tujuh bulan.
Namun
yang paling populer di wilayah Dusun di Desa Legokjawa, khususnya di
masing-masing dusun adalah adat tradisi Punggahan membuat nasi kuning atau
tumpeng yang kemudian dimakan secara bersama-sama oleh seluruh warga masyarakat
di dusun masing-masing. Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan bersama yang
dilakukan untuk menghormati para leluhur yang merintis tumbuhnya Dusun atau
desa sekaligus untuk gotong royong membersihkan desa. Oleh karena itu kegiatan
ini biasanya disebut atau Bersih Desa.
Kesenian tradisi juga masih
dipertahankan oleh masyarakat Cimerak. Di desa ini walaupun hanya beberapa
jenis kesenian tradisonal yang dikembangkan, seperti reog, calung, degung,
rebana, qasidah dan tagoni. Kesenian ini masih menghiasi di beberapa kegiatan
seperti hajatan khitanan, pertikahan dan khusus untuk rebana, tagoni dan
qasidah masih dilakukan untuk kegiatan-kegiatan yang mengiringi peringatan-peringatan
Hari Raya Keagamaan.
2.1.3.1
Kependudukan
Penduduk Desa
Legokjawa berdasarkan data terakhir hasil Sensus Penduduk Tahun 2014 sebanyak 4.638 jiwa, tahun 2015 sebanyak 4.629
Jiwa, tahun 2016 sebanyak 4.614
Jiwa, tahun 2017 sebanyak 4.650
Jiwa, tahun 2018 sebanyak 4.837
Jiwa, mengalami naik
turun setiap tahunnnya rata-rata sebesar 10 % . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel : 3
Jumlah Penduduk Desa Legokjawa
Tahun 2014-2018
No
|
Tahun
|
Jumlah
|
Laju
Pertumbuhan
|
1
|
2014
|
4.638
|
|
2
|
2015
|
4.629
|
|
3
|
2016
|
4.614
|
|
4
|
2017
|
4.650
|
|
5
|
2018
|
4.837
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
Jumlah rumah
tangga di Desa Legokjawa Tahun 2014
sebanyak 1.587 Rumah Tangga/KK,
Tahun 2015
sebanyak 1.604 Rumah Tangga/KK, Tahun 2016 sebanyak 1.613 Rumah Tangga/KK, Tahun
2017
sebanyak 1.626 Rumah Tangga/KK, Tahun 2018 sebanyak 1.745 Rumah Tangga/KK Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini.
Tabel : 4
Luas Daerah, Jumlah Rumah Tangga, Kepadatan/km2 Rata-rata Rumah Tangga dan
Sex Ratio
Di Desa
Legokjawa Tahun 2018
No
|
Dusun
|
Jumlah
Rumah Tangga
|
Kepadatan per
km2
|
Sex ratio
|
1
|
Dusun Sindangsari
|
511
|
||
2
|
Dusun Legok
|
489
|
||
3
|
Dusun Cikuya
|
279
|
||
4
|
Dusun Cidadap
|
241
|
||
5
|
Dusun Liunggunung
|
225
|
||
JUMLAH
|
1.745
|
2.1.3.2
Indeks Pembangunan Manusia
Perkembangan
capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Desa Legokjawa Tahun 2012 s.d. Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel : 5
Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)
Desa Legokjawa Tahun 2012 – 2014
No
|
Uraian
|
2012
|
2013
|
2014
|
1
|
Indeks Pendidikan
|
65,71
|
66,91
|
67,69
|
2
|
Indeks Kesehatan
|
52,07
|
53,16
|
54,34
|
3
|
Indeks Daya Beli
|
63,75
|
64,93
|
65,66
|
Target IPM
Kec. Cimerak
|
62,38
|
65,70
|
67,70
|
|
Target IPM
Kab. Pangandaran
|
63,38
|
63,00
|
65,00
|
|
Realisasi IPM
|
63,84
|
64,84
|
65,89
|
Sumber
: RPJMD Kabupaten Pangandaran tahun 2012-2014
Indeks
Pendidikan dan Daya Beli memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam capaian IPM Desa
Legokjawa, sehingga membuat Desa Legokjawa IPM-nya dapat melebihi target IPM
Kabupaten Pangandaran.
2.1.3.3
Kesehatan
Tenaga kesehatan di Desa Legokjawa pada Tahun 2014 terbagi atas Bidan Desa 2 orang,
dukun beranak 5 orang, mantri 1 orang, dan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan sebanyak
15 Orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.
Tabel : 6
Jumlah Tenaga Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat
Di Desa Legokjawa Tahun
2018
No
|
Tenaga
Kesehatan
|
Jumlah
|
Ket.
|
|
1
|
Medis
|
Doktor Umum
|
2
|
|
Dokter Spesialis
|
-
|
|||
2
|
Keperawatan
|
Bidan
|
2
|
|
Perawat
|
1
|
|||
3
|
Partisipasi Masyarakat
|
Dukun Bayi
|
5
|
|
Posyandu
|
5
|
|||
Polindes
|
1
|
|||
PONED
|
1
|
|||
Desa Siaga
|
1
|
|||
Kader Kesehatan Aktif
|
30
|
|||
Paraji Sunat
|
-
|
|||
JUMLAH
|
48
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
Jumlah kelahiran bayi (persalinan) pada tahun 2018 adalah sebanyak = 67 jiwa, yang terdiri atas
bayi lahir hidup sebanyak = 67 jiwa, bayi lahir mati sebanyak = 0 jiwa. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.
Tabel : 7
Jumlah Kelahiran Hidup dan Kematian Bayi
Di Desa Legokjawa Tahun 2016 - 2018 (Jiwa)
No
|
Uraian
|
2016
|
2017
|
2018
|
1
|
Bayi Lahir
Hidup
|
89
|
77
|
67
|
2
|
Jumlah
Kematian Bayi
|
-
|
-
|
-
|
JUMLAH
|
89
|
77
|
67
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
2.1.3.4
Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu modal dasar pembangunan.
Sehingga pendidikan adalah sebuah Investasi (modal) di masa yang akan datang.
Di Desa Legokjawa tahun 2016-2018, jumlah guru dan murid tiap tahunnya mengalami peningkatan.
Guru pada tahun 2018 berjumlah = 45 Orang, dengan jumlah murid TK/RA sebanyak 135 orang, SD sebanyak 397 orang, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8
di bawah ini.
Tabel : 8
Data Pendidikan/Sekolah Formal dan Non Formal
Di
Desa Legokjawa Tahun 2018
No
|
Uraian
|
PAUD
|
SD
|
1
|
Guru
|
10
|
35
|
2
|
Murid
|
135
|
397
|
Sumber : Data Desa Legokjawa
Pada masa
kepemimpinan kepala desa ini, jumlah sarana prasarana sekolah, maupun jenjang terus diupayakan baik kuantitas maupun
kualitasnya, baik itu negeri maupun swasta, dari mulai TK/PAUD/SD
Adapun jumlah
sarana prasarana pendidikan di Desa Legokjawa terdiri dari jenjang TK s.d. SD,
baik formal maupun nonformal. Nama
dan Jumlah sarana Pendidikan yang ada di Desa Legokjawa untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.
Tabel : 9
Data Sarana dan Prasarana Pendidikan
Di
Desa Legokjawa Tahun 2018
No
|
Nama Sekolah
|
Jenjang
|
Status
|
Lokasi
|
Jumlah Murid
|
1
|
TK PGRI
|
TK
|
Swasta
|
Sindangsari
|
|
2
|
PAUD Ply Free
|
PAUD
|
Swasta
|
Legok
|
|
3
|
SDN 1 Legokjawa
|
SD
|
Negeri
|
Sindangsari
|
|
4
|
SDN 2 Legokjawa
|
SD
|
Negeri
|
Liunggunung
|
|
5
|
SDN 3 Legokjawa
|
SD
|
Negeri
|
Cidadap
|
|
6
|
MIS Legokjawa
|
MI
|
Swasta
|
Legok
|
|
7
|
MTS Legokjawa
|
Tsanawiyah
|
Swasta
|
Legok
|
|
8
|
RA Nurul Huda
|
PAUD
|
Swasta
|
Cidadap
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
Rekapitulasi Jenis dan jenjang Sarana Pendidikan Formal
dan Non Formal di Desa Legokjawa, dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini.
Tabel : 10
Jenis dan jenjang Sarana Pendidikan Formal dan Non Formal
Di
Desa Legokjawa Tahun 2018
No
|
Jenjang
|
Jenjang
|
Lokasi
|
1
|
TK/PAUD
|
TK
|
Sindangsari dan Legok
|
2
|
SD/MI
|
SD
|
Sindangsari,
Cidadap dan Liunggunung
|
3
|
MDA
|
Diniyah
|
5 Dusun
|
4
|
MTS
|
SMP
|
Legok
|
JUMLAH
|
13
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
Jika melihat tabel 10 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi sekolah
baik formal maupun non formal berdomisili di Dusun Sindangsari, Legok, Cidadap, Cikuya dan Liunggunung, sehingga di Dusun dusun tersebut terdapat pendidikan formal maupun non formal , terutama
untuk jenjang RA/TK dan SD.
2.1.3.5
Kesejahteraan Sosial (Masyarakat)
Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kesejahteraan
sosial meliputi proses globalisasi dan industrialisasi serta krisis ekonomi dan
politik yang berkepanjangan. Dampak yang dirasakan diantaranya semakin berkembang
dan meluasnya bobot, jumlah dan kompleksitas berbagai permasalahan sosial.
Keadaan ini bisa dilihat dan diamati dari data tabel 11 penyandang masalah
kesejahteraan social (PMKS) di bawah ini.
Tabel : 11
Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Di Desa Legokjawa Tahun
2018
No
|
Masalah
Kesejahteraan Sosial
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Anak terlantar
|
||
2
|
Anak Nakal
|
||
3
|
Anak Balita
terlantar
|
||
4
|
Anak jalanan
|
||
5
|
Lansia
Terlantar
|
||
6
|
Pengemis
|
||
7
|
Gelandangan
|
||
8
|
Korban NAPZA
|
||
9
|
Pekerja Sek
Komersial
|
||
10
|
Eks Narapidana
|
||
11
|
Penyandang
Cacat
|
||
12
|
Penyandang Cacat Eks Penyakit Kronis
|
||
13
|
Keluarga
Miskin Sosial
|
||
14
|
Keluarga
Bermasalah Sosial Psikologis
|
||
15
|
Keluarga Rumahnya Tidak layak Huni
|
||
16
|
Wanita Rawan
Sosial Ekonomi
|
||
17
|
Pemulung
|
||
18
|
Janda PKRI
|
||
19
|
Korban Bencana
Alam
|
||
20
|
Masyarakat yang tinggal di daerah bencana
|
||
21
|
Komunitas adat
terpencil
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
2.1.3.6
Ketenaga Kerjaan
Berkaitan dengan
perkembangan situasi dan kondisi ketenagakerjaan di Desa Legokjawa sampai akhir tahun 2018, masih menunjukan
keadaan kondusif, walaupun di pihak lain masih dihadapkan pada keterbatasan
lapangan kerja dan jumlah pencari kerja yang cukup banyak. Keadaan ini semakin sulit dikendalikan sebagai akibat
krisis ekonomi dan kenaikan harga BBM. Banyaknya pencari kerja di Desa
Legokjawa adalah sebagai akibat penambahan angkatan kerja baru dan pemutusan
hubungan kerja (PHK). Kondisi ini terus berlangsung di berbagai lapisan dan
tingkatan sektor-sektor usaha strategis yang banyak menyerap tenaga kerja.
Keadaan seperti ini memberikan kontribusi sangat besar terhadap jumlah pencari
kerja yang tidak terproyeksikan sebelumnya.
Jumlah angkatan kerja pada tahun 2018 sebanyak = 156 orang. Jumlah pencari kerja yang dapat
tersalurkan dan ditempatkan di perusahaan-perusahaan maupun jenis pekerjaan
lainnya sebanyak = 110 orang, sedangkan sisanya sebesar =
46 orang belum mendapatkan
perkerjaan.
Untuk tahun 2018 jumlah pencari kerja laki-laki sebesar 75 Orang, sedangkan perempuan sebanyak 81 orang, Dari segi pendidikan, lulusan SLTA menempati
urutan tertinggi dari jumlah persentase pencari kerja yang berhasil ditempatkan
terhadap total pencari kerja, Dalam hal penyerapan tenaga kerja, jumlah tenaga
kerja yang ditempatkan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
sementara jumlah pencari kerja yang terdaftar mengalami penurunan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini.
Tabel : 12
Jumlah Tenaga Kerja, Pencari Kerja, dan Lowongan Kerja
Di
Desa Legokjawa Tahun 2018
No
|
Yang Terdaftar
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Pencari Kerja
|
156
|
|
2
|
Yang
Ditempatkan
|
110
|
|
3
|
Lowongan Kerja
|
35
|
|
4
|
Sisa Pencari
Kerja
|
46
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2018 pencari kerja mengalami kenaikan, begitu pula pada
lowongan kerja. Akan tetapi masih terdapat ketimpangan antara pencari kerja
dengan lowongan kerja, sehingga jumlah pencari kerja masih banyak yang tidak
tertampung pada lowongan kerja yang dari segi kuantitasnya lebih sedikit
daripada pencari kerja. Faktor lain yang menjadi penyebab utamanya adalah
kompetensi yang dimiliki, dikaitkan dengan skill yang dibutuhkan oleh lapangan
kerja.
2.1.3.7
Pemuda dan Olahraga
Dalam hal
kepemudaan, pada tahun 2018
tidak terlepas dari aktifitas dan eksistensi Karang Taruna, baik level desa maupun level RW, sedangkan jumlah
anggota karang taruna aktif untuk level desa
berjumlah +50
orang,
serta hampir seluruh usia karang taruna terlibat aktif di kepengurusan Tingkat RW,
baik pengurus aktif, maupun anggota biasa.
Sedangkan organisasi keolahragaan yang ada
di Desa Legokjawa cukup variatif, namun semua organisasi tersebut masih
dikelola secara amatir, dan hanya penyaluran kegemaran saja. Untuk lebih jelasnya data organisasi keolahragaan dapat
dilihat dalam tabel 13 di bawah ini.
Tabel : 13
Data Klub / Perkumpulan Olahraga
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
|
Klub Olahraga
Yang Terdaftar
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Klub Sepakbola
|
6
|
|
2
|
Klub Bola Voli
|
8
|
|
3
|
Klub Bulu
Tangkis
|
2
|
|
4
|
Klub Tenis
Meja
|
-
|
|
5
|
Klub Senam
Sehat
|
2
|
|
6
|
Klub Jantung
Sehat
|
-
|
|
7
|
Klub
Pencaksilat
|
1
|
|
8
|
Klub Futsal
|
1
|
|
JUMLAH
|
19
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
2.1.3.8
Kebudayaan
Kebudayaan yang
ada di Desa Legokjawa merupakan modal dasar pembangunan yang melandasi pembangunan yang akan
dilaksanakan, warisan budaya yang bernilai luhur merupakan dasar dalam rangka
pengembangan pariwisata budaya yang dijiwai oleh mayoritas keluhuran Nilai
Agama Islam. Salah satu aspek
yang ditangani dan terus dilestarikan secara berkelanjutan adalah pembinaan
berbagai kelompok kesenian.
Pemerintah terus membina kelompok dan organisasi kesenia
yang ada, walaupun dengan keterbatasan dana yang dialokasikan, namun semangat
para pewaris kebudayaan di Desa Legokjawa terus berusaha menjaga, merawat,
serta memeliharanya agar budaya dan kelompok kesenian tersebut terus
terpelihara.
Beberapa kelompok kesenian yang ada di Desa Legokjawa
yang masih eksis dan terawat walaupun kondisinya sangat memprihatinkan
diataranya dapat dilihat dilihat pada tabel 14 dibawah ini.
Tabel : 14
Data Kelompok Budaya dan Kesenian
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
|
Jenis Kelompok
Kesenian yang ada
|
Jumlah Group
|
Status
|
1
|
Seni Calung
|
1
|
pasif
|
2
|
Wayang Golek
|
-
|
|
3
|
Kuda Lumping
|
1
|
aktif
|
4
|
Reog
|
-
|
|
5
|
Pencak silat
|
1
|
aktif
|
6
|
Upacara Adat
|
-
|
|
7
|
Qasidah
|
5
|
Pasif
|
JUMLAH
|
8
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
Keterangan
:
-
Aktif = Masih sering melakukan latihan rutin
-
Pasif = Melakukan Latihan, kalau mau ada pentas saja
Di bidang pariwisata, Desa Legokjawa terus berupaya
memelihara beberapa lokasi wisata baik kelautan/pesisir maupun situs warisan nenek moyang Desa Legokjawa, lokasi ini dari zaman
sebelum kemerdekaan sampai dengan sekarang masih sering dikunjungi Namun dengan
demikian lokasi ini belum tergali dan dipelihara secara optimal, mengingat dana
yang amat terbatas, sehingga hanya memanfaatkan lokasi seadanya. Padahal jika
saja lokasi ini dikelola dengan baik, niscaya akan menjadi lokasi tujuan wisata
yang bakal menjanjikan, Disamping itu pula, masih banyak budaya-budaya yang ada
di Desa Legokjawa yang dulu sempat ada dan sekarang menjadi tenggelam, dan hal
ini perlu dikembalikan pada beberapa tahun mendatang, sehingga anak cucu di Desa
Legokjawa akan teringat kembali akan semua peninggalan budaya nenek moyangnya,
yang mana kondisi akhir-akhir ini (anak generasi/ kelahiran 70’an sampai dengan
sekarang) sudah banyak kehilangan dan sudah tidak mengenal lagi budaya karuhunnya.
2.1.3.9 Tempat Peribadatan
Tabel : 15
Tabel Tempat Peribadatan
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
|
Jenis
|
Jumlah
|
1
|
Masjid Jami
|
8
|
2
|
Mushola
|
23
|
3
|
Madrasah
|
10
|
4
|
TPQ
|
5
|
5
|
Majelis ta’lim tingkat Desa
|
2
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
2.1.4
Keadaan Ekonomi
2.1.4.1
Pajak dan Retribusi Desa
Pajak dan retribusi desa di Desa Legokjawa Tahun 2014 mengalami peningkatan daripada tahun sebelumnya.
Penerimaan pajak dan retribusi desa pada tahun 2018 sebesar Rp. 161.745.457,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel : 16
Pajak dan Retribusi Desa
Di Desa Legokjawa Tahun 2016-2018
No
|
Uraian
|
2016
|
2017
|
2018
|
1
|
Pajak Desa
|
102.007.126
|
107.281.051
|
194.579.948
|
2
|
Retribusi Desa
|
|||
3
|
Lain-lain
|
102.007.126
|
107.281.051
|
135.247.000
|
JUMLAH
|
204.014.252
|
214.562.102
|
208.104.648
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
2.1.4.2
Alokasi Dana Desa
Dana desa pada dasarnya adalah merupakan dana yang
bersumber dari APBD Kabupaten Pangandaran yang dialokasikan kepada Desa untuk
mendanai kebutuhan desa dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Untuk Desa
Legokjawa besarnya Alokasi Dana Desa (ADD) 3 (tiga) Tahun terakhir (2013-2015)
adalah sebagaimana bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel : 17
Alokasi Dana Desa /ADD
Desa Legokjawa Tahun 2014 – 2018
No
|
Tahun
|
Jumlah
|
1
|
2014
|
120.000.000
|
2
|
2015
|
579.967.320
|
3
|
2016
|
371.279.000
|
4
|
2017
|
648.670.000
|
5
|
2018
|
660.051.000
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
2.1.4.3
Sumber Penerimaan Desa Lainnya
Sumber
penerimaan desa lainnya di Desa Legokjawa dalam kurun waktu 2014-2018 adalah dari berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut adalah Bumdes, Tanah Desa, Pasar Desa, TPI, Portal Desa, Perusahaan dan hasil partisipasi dan gotong royong.
2.1.4.4
Prasarana dan Sarana Sosial Ekonomi
Pada umumnya jenis sarana sosial ekonomi masyarakat Desa
Legokjawa berupa usaha perdagangan, Nelayan, Pabrik Kayu dan buruh harian lepas terutama warung
kebutuhan rumah tangga sehari-hari yang berskala kecil sekali.
Disamping itu pula sarana ekonomi yang menjadi tulang
punggung ekonomi masyarakat Desa Legokjawa adalah sarana lahan pertanian,
perikanan dan perkebunan
dengan skala kecil pula. Adapun jumlah warung yang menjual kebutuhan sehari-hari
di Desa Legokjawa sebanyak 56 buah.
2.1.4.5
Transportasi dan perhubungan
Panjang jalan di Desa
Legokjawa pada tahun 2018 sepanjang 22,50 km, yang terdiri dari atas jalan
desa 13 km, jalan kabupaten 4,50 Km, serta jalan propinsi 5 km. Di Desa Legokjawa belum terdapat lintasan
trayek angkutan Desa. Namun hanya
dilintasi mobil jurusan Cimanuk-Tasikmalaya.
2.1.4.6
Telekomunikasi dan Informasi
Penggunaan jaringan komunikasi di Desa Legokjawa
khususnya sambungan telepon atau hand phone telah ada, selanjutnya jasa PT. POS Indonesia amat membantu
mobilisasi komunikasi dan distribusi barang dan jasa pos, sehingga berbagai
transaksi bisnis maupun jasa yang diperlukan masyarakat semakin mudah
dijangkau.
2.1.4.7
Pengairan dan Keirigasian
Penanganan
keirigasian/pengairan diarahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan para petani
sawah, maupun tanaman palawija. Kondisi jaringan irigasi di Desa Legokjawa pada
tahun 2018 ini kondisinya
kurang baik, mengingat hanya pada musim hujan saja jaringan
irigasi ini bisa maksimal, sedangkan
pada musim kemarau tidak ada airnya, juga didukung oleh rusaknya saluran
irigasi di Desa Legokjawa sebagai akibat dari terjadinya pendangkalan
(sedimentasi) saluran air. Hal lain diperparah oleh menurunnya produksi air
dari hutan sebagai akibat terjadinya penembangan hutan yang tidak terkendali lagi,
ditunjang oleh kurangnya pengawasan dari pihak terkait (Kehutanan, PSDA, dll).
Dari kondisi diatas, pemerintah Desa Legokjawa merasa perlu
melakukan terobosan dalam upaya pelestarian saluran irigasi ini, dan hal ini
merupakan program unggulan yang menjadi super prioritas program pembangunan
desa pada periode kepeminpinan sekarang ini.
Namun upaya ini terhambat karena kurang adanya perhatian yang
optimal dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk menanggulangi
masalah kerusakan jaringan irigasi ini, padahal hampir 80 % masayarakat Desa
Legokjawa memerlukan air untuk membuat sawah menjadi lebih produktif dan
berkualitas.
2.1.4.8
Drainase
Sistem drainase merupakan sistem pengaliran air hujan yang
terdiri dari 2 (dua) macam sistem, yaitu sistem drainase melalui sungai,
solokan ini menjadi sistem yang hampir
seluruhnya digunakan di Desa Legokjawa, serta sistem yang melalui saluran-saluran
lingkungan atau disebut drainase mikro.
2.1.4.9
Air Bersih
Air bersih
merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
seperti minum, memasak, mencuci, dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan akan
air bersih, saat ini penduduk Desa Legokjawa sebagian besar masih menggunakan
mata air konvensional (Non PAM), sedangkan sebagian lagi menggunakan sumur
pompa, sumur gali fasilitas air umum (bersama-sama) dll, Untuk lebih jelasnya
mengenai masalah jenis sumber air yang digunakan masyarakat dapat dilihat pada
tabel di bawah 18 ini.
Tabel : 18
Jenis Sumber Air Bersih Yang Digunakan Masayarakat
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
|
Jenis Sumber
Air Bersih
Yang Digunakan
Masyarakat
|
Jumlah Rumah
Tangga Pengguna
|
1
|
PAM
|
-
|
2
|
Sumur Pompa
|
20
|
3
|
Sanitasi
|
3
|
4
|
Sumur Gali
|
2875
|
5
|
Fasilitas Air
Bersama
|
225
|
6
|
Kali/Sungai
|
3
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
2.1.4.10
Air Limbah
Jenis limbah
yang terdapat di Desa Legokjawa dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu limbah
domestik dan limbah non domestik. Limbah
domestik merupakan limbah hasil buangan rumah tangga dari kegiatan mandi, cuci,
dan kakus. Sedangkan limbah non domestik adalah limbah yang dihasilkan oleh
kegiatan non rumah tangga, seperti limbah penggilingan padi, limbah ternak,
limbah industry rumah tangga (konveksi) dan sebagainya.
Sistem pembuangan limbah domestik di Desa Legokjawa
selain menggunakan jamban keluarga berupa septictank/cubluk, juga memanfaatkan
sungai, dan kolam, dan pembuangan langsung ke salran drainase yang ada. Namun
berdasarkan data yang ada pada tahun 2018 ini, sudah sebagian besar masyarakat membuang limbah
domestik melalui saluran septictank.
2.1.4.11
Energi
Pada umumnya masyarakat Desa Legokjawa sudah hampir 99% tersambung jaringan listrik. Mengingat jaringat listrik
sudah sampai ke setiap RW seDesa Legokjawa, hanya masih ada beberapa rumah
tangga yang belum tersambung, karena satu kendala yakni faktor ekonomi. Mereka
umumnya mengambil aliran listrik kepada tetangga terdekatnya.
2.1.4.12
Musim
Di Desa
Legokjawa ada 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan namun ada masa
transisi yaitu panca
roba.
2.1.4.13
Pola
Penggunaan Lahan Pertanian
1. Lahan
Sawah dimusim penghujan ditanami padi dan musim Kemarau kadang ditanami
palawija, atau bahkan masih ada petani yang memaksakan untuk menanam padi,
2. Lahan Pekarangan ditanami macam-macam tanaman kecil,
pohon Buah dan Kayu bahan Bangunan.
2.2.
Kondisi Pemerintahan Desa
2.2.1.
Pembagian Wilayah Desa
2.2.1.1
Luas Wilayah Desa Legokjawa 1.272,587 Ha
Pekarangan :
21,25
ha
Sawah :
245 ha
Perkebunan :
247 ha
Hutan produksi : - ha
Hutan konservasi : - ha
Tanah makam :
10 ha
Taman :
- ha
Perkantoran :
0,50 ha
Tanah bengkok : - ha
Tanah titisara : 105,50 ha
Desa Legokjawa terdiri dari 5 Dusun, 8 RW. dan 23 RT yaitu :
-
Dusun
Sindangsari
( RW.01 s.d.RW. 02 Terdiri atas 06 Rukun Tetangga)
-
Dusun
Legok
(RW.03 s.d. RW.04 Terdiri atas 06 Rukun Tetangga )
-
Dusun
Cikuya ( RW. 05
Terdiri atas 4 Rukun Tetangga )
-
Dusun
Cidadap ( RW. 06
s.d. RW. 07
Terdiri atas 4
Rukun Tetangga)
-
Dusun
Liunggunung ( RW. 08 Terdiri atas 3 Rukun Tetangga)
2.2.2.
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa
STRUKTUR
ORGANISASI TATA KERJA DESA LEGOKJAWA
( SOTK Desa ) POLA MINIMAL
KEPALA
DESA
ROHAMAN
|
SEKRETARS DESA
ASEP HERMAN YUSUP
|
KAUR
PERENCANAAN
APIEP YUSUP SIDIK
|
Umum
ROHIMAH
|
KAUR
KEUANGAN
NURI NURDIANI
|
KAUR
KESRA
ADANG ISMAIL
|
KAUR
EKBANG
TAOHIDIDIN
|
KUAR
PEMERINTAHAN dan KAMTIBMAS
AI ARIF FIRMAN MUNTAHA
|
KADUS
SINDANGSARI
ISMAN KHAMID
|
KADUS
CIDADAP
ENGKUS KUSNINDAR
|
KADIS
LEGOK
IDIS SITANGGANG
|
KADUS
CIKUYA
DEDE SURYAMA
|
KADUS
LIUNGGUNUNG
AHRUDIN
|
BENDAHARA
TIAN MALINDA SARI
|
STAF PEMERINTAHAN dan KAMTIBMAS
MAMAT MAHPUDIN
|
STAF PELAYANAN
DANI SUKMAYADI
|
2.1.5
Kondisi Pemerintahan Umum
2.1.5.1
Pelayanan Catatan Sipil
Pelayanan yang berkaitan dengan pengaturan kependudukan
yaitu, KK, KTP, NIK (surat pengantar saja), serta pelayanan yang berhubungan
dengan catatan sipil berupa akta kelahiran, akta kematian, akta perkawinan, dan
akta-akta lainnya..
Untuk lebih jelasnya mengenai layanan catatan sipil dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel : 19
Data Pelayanan Catatan Sipil
Di Desa Legokjawa Tahun 2018
No
|
Jenis Layanan
|
Jumlah
|
Ket.
|
1
|
NIK
|
||
2
|
KK
|
243
|
|
3
|
KTP
|
621
|
|
4
|
Akta-akta
Catatan Sipil
|
26
|
|
5
|
Akta-akta
lainnya
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
2.1.5.2
Perijinan
Di Desa
Legokjawa, kesadaran mesyarakat dalam hal pembuatan perijinan masih sangat
minim terutama
dalam hal Ijin Mendirikan Bangunan, adapun jenis perijinan yang ada dan sering
dibuat oleh masyarakat adalah
-
Ijin
Peruntukkan Penggunaan Tanah (IPPT)
-
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
-
Ijin Gangguan (HO)
-
Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
-
Ijin
Penggunaan dan Pemanfaatan Air Tanah
-
Ijin
Usaha Pertambangan Bahan galian Golongan C.
-
Ijin Rame-rame
2.1.5.3
Aparatur Pemerintahan
Jumlah pegawai di lingkungan Pemerintah Desa Legokjawa
Tahun 2018
sebanyak 16 orang, penjabat Kepala Desa, Sekretaris Desa, 3 orang Kaur, 3 Kasi , 3 Staf, 5 orang Kepala Dusun. Untuk jelasnya dapat dilihat dari
tabel di bawah ini.
Tabel : 20
Jumlah Aparatur Pemerintahan dan Anggota Kelembagaan
Di
Desa Legokjawa Tahun 2018
No
|
Jenis Layanan
|
Jumlah
|
Ket.
|
1
|
Kepala Desa
|
1
|
|
2
|
Sekertaris Desa
|
1
|
|
3
|
Kepala Urusan
|
6
|
|
4
|
Staf/Operator
|
3
|
|
No
|
Jenis Layanan
|
Jumlah
|
Ket.
|
3
|
Kepala Dusun
|
5
|
|
4
|
Ketua RW
|
8
|
|
5
|
Ketua RT
|
23
|
Sumber
: Data Desa Legokjawa
2.1.5.4
Isu Strategis
Isu Strategis merupakan permasalahan yang
berkaitan dengan fenomena atau belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun
sebelumnya, dan memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan
pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap. Isu strategis Pembangunan
Desa :
a.
Kualitas pelayanan umum pemerintahan
masih dirasakan belum memuaskan bagi sebagian masyarakat Desa Legokjawa,
seperti pendidikan, kesehatan, kependudukan, sarana prasarana umum, yang
bertumpu pada kurangnya alokasi dana yang ada dan kualitas aparatur
pemerintahan.
b.
Kompetensi dan daya saing penduduk usia
produktif/angkatan kerja di Desa Legokjawa masih dirasakan kurang memenuhi
harapan dunia usaha, sehingga peluang kerja dan peluang usaha yang ada kurang
termanfaatkan secara optimal. Hal
ini sangat berkaitan dengan kesempatan mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
c.
Pertumbuhan
ekonomi yang relative lambat mengakibatkan sector riil kurang mampu berkembang dan memberikan
pendapatan secara merata kepada segenap masyarakat. Hal ini masih terdapatnya
masyarakat Desa Legokjawa berada di bawah garis kemiskinan.
d.
Kondisi
lingkungan hidup cenderung semakin memprihatinkan sebagai akibat ekspolitasi,
terutama terjadinya penebangan hutan yang berimplikasi terhadap kerusakan
lingkungan secara umum.
e.
Masih
rusaknya berbagai sarana jalan sebagai sarana utama mobilisasi perekonomian,
jaringan irigasi, sarana pendidikan, bertumpuknya lokasi persekolahan, sampai
pada kurang berjalannya bentuk-bentuk perekonomian desa, dan juga fasilitas
olahraga, serta pelayanan kesehatan masyarakat, yang berujung pada
kesejahteraan masyarakat.
f.
Tidak adanya pasilitas/pembukaan
lapangan kerja baru bagi masyarakat yang pengangguran. Sehingga banyak
muda-mudi yang leri keluar kota untuk mencari pekerjaan dan tidak sedikit juga
yang hanya berdiam diri sehingga terjerumus pada pergaulan negatif yang pada
jaman sekarang sudah mulai merangkak masuk ke perdesaan, mulai dari ganja,
narkoba dll.
Komentar
Posting Komentar